@ Adisucipto, sebelum ke Jakarta
Lanjutan dari tulisan saya mengenali perjalanan, saya kali ini ingin membagi dan bercerita sedikit tentang perjalanan jauh saya menuju Jeddah. Dan mohon dimaklumi kalau kesan berceritanya atau foto-foto yang ditunjukkan agak lebay. Saya ini orang udik, ndeso, dan jarang pergi jauh, jadi begitu sekalinya pergi jauh ingin rasanya berbagi banyak (meski well, banyak diantara teman-teman sudah melakukan perjalanan jauhuuuh yang lebih hebat dan lebih keren)
Jadi saya berangkat dari Jogja hari Sabtu, take off jam 11 siang (mendekati zuhur), ke Soetta. Disana harus menunggu dulu sampai kira-kira jam 16.45 sebelum akhirnya berangkat ke Jeddah. Karena menggunakan maskapai dalam negeri, jadi rute kami langsung Jakarta - Jeddah tanpa melakukan transit dulu di Dubai (akan beda halnya kalau kami menggunakan Emirates). Agak disayangkan sebenarnya, karena menurut Mas Rian Dubai itu kota Internasional yang indah, plus mengudara bersama Emirates itu asyik banget.
FYI #1, Alasan pertama : karena makanan yang dihidangkan Emirates menganut selera internasional, alasan kedua : pesawatnya lebih nyaman, yang ketiga karena mbak-mbak pramugarinya yang bermacam-macam! Maksud bermacam-macam disini = mereka dari berbagai ras. Ada dari Kaukasia, Asia, dan Afrika. Harapannya, selain melayani dalam Bahasa Inggris, mereka juga dapat membantu para penumpang yang kesulitan berbahasa inggris dengan berkomunikasi menggunakan bahasa ibu mereka (bahasa asli). Asik banget itu >3<. Tapi tidak jadi soal, fakta ini biar saya nikmati someday :)
|
the only girl with the boys :) |
Lounge JW Marriot, tempat menunggu jam boarding |
suasana di lounge |
playing around :p |
Pesawat yang saya naiki untuk ke Jeddah adalah pesawat Garuda Indonesia tipe dua lantai :) andddd saya beruntung dapat kursi di bagian lantai duanya! Jenis Garuda yang ini Boeing 747. Meskipun tidak semewah dan se-wow Airbus A380, tapi tetap besar dan nyaman, lagian saya sudah bersyukur banget :')
si wawat GA Boeing 747 |
menunggu boarding, jamaahnya buanyak banget |
Karena kami berangkat berlima (ayah, ibu, saya, mas dan adek) jadi kami dispesialkan dengan mendapat kursi 1 deret (tiga orang dalam satu deret) plus dua kursi yang terpisah ( 1 di blok depan sederet kursi spesial, yg 1 lagi dibelakangnya, beda dua deret).
Awalnya sederet kursi spesial itu akan diduduki oleh Ayah+Ibu dan satu anaknya. Ayah bersikeras kursi tersisa itu untuk saya (secara saya perempuan sendiri) sedangkan ibu ingin itu untuk adek (because he was too young and couldn't behave like normal adult, Beliau takut dia polah dan merepotkan awak pesawat dlm perjalanan kalau tidak diawasi). Akhirnya setelah dipikir, akan lebih mudah bila satu deret kursi spesial itu diduduki oleh kami bertiga saja. Saya, mas dan adek. Walhasil, jadilah kami triple combo paling ribut selama perjalanan 10 jam itu :P
kelakuan-kelakuan, ckck |
FYI #2, Kursi deret spesial kami benar-benar spesial, posisi kursi tersebut amat strategis, berada di paling depan setelah jeda break antara tempat duduk blok depan dengan blok belakang. See what the meaning? Itu artinya di depan kita tidak ada kursi penumpang lain, jadiii kaki bisa selonjor dengan bebasnya bahkan sampai ngangkang-ngangkang :p.
Space yg lumayan luas di depan kami itu, ditempati oleh dua kursi lipat khusus bagi para flight attendance. Kursi itu biasanya selalu dalam keadaan terlipat (karena pramugari biasanya sweeping + berada di belakang kabin), difungsikan hanya ketika pesawat akan take off, landing, dan saat turbulensi hebat di ketinggian ribuan kaki :) Jadi, lucky my brothers, mereka bisa ngamatin mbak-mbak pramugari cantik beberapa kali duduk disitu selama penerbangan (turbulens-nya lumayan sering)
Space yg lumayan luas di depan kami itu, ditempati oleh dua kursi lipat khusus bagi para flight attendance. Kursi itu biasanya selalu dalam keadaan terlipat (karena pramugari biasanya sweeping + berada di belakang kabin), difungsikan hanya ketika pesawat akan take off, landing, dan saat turbulensi hebat di ketinggian ribuan kaki :) Jadi, lucky my brothers, mereka bisa ngamatin mbak-mbak pramugari cantik beberapa kali duduk disitu selama penerbangan (turbulens-nya lumayan sering)
kursi lipat pramugari cantik yg persis di depan kami :p |
Selama perjalanan 10 jam ngapain aja?
Kami bertiga asyik bercerita, nonton perahu kertas meski cuma sepenggal, sibuk makan snack-makan malam-ngrepotin pramugari dengan minta jus ini, jus itu, susu, air putih, dll dalam frekuensi yang sering dan reseh. Hoho. Ngomong-ngomong soal makan malam, ketika berangkat menu yang ada itu nasi ayam bumbu sate / nasi ikan masak kuning + gadogado, ada buah, ada jeli dan ada peyek kacang saudara~ haha. Peyek cuy!
FYI #3, Soal menu, saya baru tahu kalau Aerofood (cateringnya Garuda) selalu menyetting menu makan sesuai dengan daerah keberangkatan. Jadi karena saya dari Indonesia yg going abroad, saya dikasih makannya masih ala Indonesia, nanti ketika kembali ke Indo barulah lidah saya bisa merasakan daerah lain :)
FYI #3, Soal menu, saya baru tahu kalau Aerofood (cateringnya Garuda) selalu menyetting menu makan sesuai dengan daerah keberangkatan. Jadi karena saya dari Indonesia yg going abroad, saya dikasih makannya masih ala Indonesia, nanti ketika kembali ke Indo barulah lidah saya bisa merasakan daerah lain :)
chicken satay + gado-gado, sebelum
Miscellaneous :
|
ludessss |
senja dari jendela pesawat |
ceritanya umrah sekeluarga Tan?
ReplyDelete@jundi :
ReplyDeleteiya alhamdulillah jun kemarin dikasih kesempatan :)