seperti janjiku sebelumnya,
(dan sepertinya memang sudah ditagih beberapa kali oleh seseorang, *afwan ya dek, mengertilah, menulis itu membutuhkan timing yang tepat. :D )
ada yang ingin kubagi,
sebuah cerita perjalanan,
kenapa seorang karbon hitam yang dulu itu, menjadi intan yang sekarang.
emang yang gimana sih intan yang sekarang itu ?? (wah, kalau ini silakan dijawab masing2),
saya malu kalau disuruh mengakui secara pribadi X)
biar ngga bingung, kita buat kronoligis-nya saja,
biar keliatan kayak rada high, pake cara-cara penjelasan di diktat sejarah.
1992 -- Juni, lahir dari wanita yang luar biasa
1994 -- Januari, wanita luar biasa itu berhijrah, dan membawa semua perubahan dalam hidup dan kehidupannya, nafas dakwah mengalir dalam gerak langkah keluarga, indah.
1995 -- gadis tiga tahun itu 'diajak bermain *???* di TPA' bersama kakaknya. menyebalkan, tapi berdampak sesuatu yang tak pernah dikiranya.
1999 -- Ramadhan, kelas dua cawu II
"masuk pesantren kilat ya sayang?"
"ngga mau, nanti jauh dari ibuk. nanti kalo ngga kuat puasanya gimana? kalau ngga bisa bangun makan sahur gimana?"
"ngga papa. yang penting usaha, tahun kemaren kan udah belajar puasa?"
"tapi dijengukin tiap hari ya?"
"Iya..."
walhasil, gadis kecil nakal kelas II SD itu masuk ke sebuah pesantren umum sebagai anak paling kecil dan paling merepotkan yang pipinya selalu jadi sasaran untuk dicubitin mbak2 kuliahan T_T. dg result ramadhan taun itu : ngakunya sih puasa sebulan penuh, tapi beberapa kali secara sengaja mengunyah marbels warna-warni dan meneguk aqua.
udah gtu membuat kamar mandi pesantren butek-butek. dan selalu ketiduran kalo pelajaran fiqih malemnya lebih dari jam 9.
2000 -- Ramadhan, masuk lagi ke pesantren kilat. di timing dan pesantren yang sama [karena paksaan dan alasan2 memaksa dari wanita luar biasa itu]. dan entah kerasukan demit mana, sekali lagi dengan ketidakjeraan, gadis bundar nakal itu membuat kamar mandi pesantren butek2, lagi. dan kali ini, perbuatannya tertangkap basah. karena membuat mbak2 kuliahan itu harus piket menguras kamar mandi tiap hari. tapi untungnya, tidak diadukan ketika sertifikat ijazah peserta pesantren kilat ramadhan itu diambil. tapi, alhamdulillah, puasanya genap, 29 setengah hari! (setengah hari sisanya makan siang pake mie goreng instan kalo ngga salah, lupa karena alasan apalagi itu, wkwkk)
2002 -- Ramadhan, setelah satu tahun 'vacuum' menimba ilmu di pesantren kilat, semangat berapi-api terlihat jelas menggelora lagi di keras keinginan wanita luar biasa itu.
"buk, kan udah gedhe. ngga usah ya? temen2ku ngga ada yang ke pesantren. lagian kan ngga libur full penuh. ntar sekolahnya susah, ntar kalo ulangan gimana, ntar...ntar...ntar..."
dan beribu ntar-yang lainnya..
tapi, memang seperti itulah wanita hebat itu. dengan sekali angguk, dan lirikan mata mengancam, lenyap sudah semua harapan. anggukan itu keramat, tak terbantahkan.
lantas, menyusul tiga pekan membosankan yang penuh kepataharangan. banyak sekali ilmu-ilmu yang tidak masuk ke dalam logika batok kepala. lucunya, wanita hebat itu mengakui hal yang sama, diakhir beliau pulalah yang bertanggung jawab, mengembalikan semua doktrinisasi kurang bijak itu, menghilangkannya dari ruang memori kepala.
2003 --
"ibuk, aku pake kerudung ya???"
"coba tanya ayah deh."
"yah, temenku disekolah ada yang pake kerudung. aku juga pengen, boleh?"
"lah mbak sendiri gimana? mantep ngga? kalo ngga usah sih besok dulu aja"
"yang jelas kepengen"
"ntar kalo pake kerudung, ayah ngga mau liat dibuka-buka lagi lho...sekali pake, selamanya harus pake. itu konsekuensinya. gimana?"
perbincangan terhenti sampai disitu.
hingga akhirnya wanita luar biasa itu menengahi dengan lembut.
"sudah, sekarang dimantepin dulu aja. lagian tinggal satu tahun lagi kamu lulus SD, sayang nanti kalo bikin seragam baru. smp, ??"
gadis itu mengangguk. mulai berniat.
setelah percakapan itu, gadis itu sudah mengerti tiga hal. kain kerudung, peniti dan jarum pentul yang lumayan sering.
2004 -- Juli
"ibuk, aku nazar lho, kalo masuk smp **** , aku mau pake kerudung!"
"nazar?"
"iyaaaaaa....."
"lhoh, kok harus pake nazar? kan itu sesuatu yang wajib ..lagipula kepengennya kan udah dari dulu??"
"oooww, gag boleh ya emangnya?"
"kalo udah niat, ngapain harus nazar??"
"iya deh, iya..ciiph! oke. "
dan setelah itu, entah berapa buah baju dan kerudung yang terambil gadis kala wanita luar biasa itu membawanya belanja, untuk mempersiapkan masa depan di dunia nyata.
. . . to be continued . . .
(dan sepertinya memang sudah ditagih beberapa kali oleh seseorang, *afwan ya dek, mengertilah, menulis itu membutuhkan timing yang tepat. :D )
ada yang ingin kubagi,
sebuah cerita perjalanan,
kenapa seorang karbon hitam yang dulu itu, menjadi intan yang sekarang.
emang yang gimana sih intan yang sekarang itu ?? (wah, kalau ini silakan dijawab masing2),
saya malu kalau disuruh mengakui secara pribadi X)
biar ngga bingung, kita buat kronoligis-nya saja,
biar keliatan kayak rada high, pake cara-cara penjelasan di diktat sejarah.
1992 -- Juni, lahir dari wanita yang luar biasa
1994 -- Januari, wanita luar biasa itu berhijrah, dan membawa semua perubahan dalam hidup dan kehidupannya, nafas dakwah mengalir dalam gerak langkah keluarga, indah.
1995 -- gadis tiga tahun itu 'diajak bermain *???* di TPA' bersama kakaknya. menyebalkan, tapi berdampak sesuatu yang tak pernah dikiranya.
1999 -- Ramadhan, kelas dua cawu II
"masuk pesantren kilat ya sayang?"
"ngga mau, nanti jauh dari ibuk. nanti kalo ngga kuat puasanya gimana? kalau ngga bisa bangun makan sahur gimana?"
"ngga papa. yang penting usaha, tahun kemaren kan udah belajar puasa?"
"tapi dijengukin tiap hari ya?"
"Iya..."
walhasil, gadis kecil nakal kelas II SD itu masuk ke sebuah pesantren umum sebagai anak paling kecil dan paling merepotkan yang pipinya selalu jadi sasaran untuk dicubitin mbak2 kuliahan T_T. dg result ramadhan taun itu : ngakunya sih puasa sebulan penuh, tapi beberapa kali secara sengaja mengunyah marbels warna-warni dan meneguk aqua.
udah gtu membuat kamar mandi pesantren butek-butek. dan selalu ketiduran kalo pelajaran fiqih malemnya lebih dari jam 9.
2000 -- Ramadhan, masuk lagi ke pesantren kilat. di timing dan pesantren yang sama [karena paksaan dan alasan2 memaksa dari wanita luar biasa itu]. dan entah kerasukan demit mana, sekali lagi dengan ketidakjeraan, gadis bundar nakal itu membuat kamar mandi pesantren butek2, lagi. dan kali ini, perbuatannya tertangkap basah. karena membuat mbak2 kuliahan itu harus piket menguras kamar mandi tiap hari. tapi untungnya, tidak diadukan ketika sertifikat ijazah peserta pesantren kilat ramadhan itu diambil. tapi, alhamdulillah, puasanya genap, 29 setengah hari! (setengah hari sisanya makan siang pake mie goreng instan kalo ngga salah, lupa karena alasan apalagi itu, wkwkk)
2002 -- Ramadhan, setelah satu tahun 'vacuum' menimba ilmu di pesantren kilat, semangat berapi-api terlihat jelas menggelora lagi di keras keinginan wanita luar biasa itu.
"buk, kan udah gedhe. ngga usah ya? temen2ku ngga ada yang ke pesantren. lagian kan ngga libur full penuh. ntar sekolahnya susah, ntar kalo ulangan gimana, ntar...ntar...ntar..."
dan beribu ntar-yang lainnya..
tapi, memang seperti itulah wanita hebat itu. dengan sekali angguk, dan lirikan mata mengancam, lenyap sudah semua harapan. anggukan itu keramat, tak terbantahkan.
lantas, menyusul tiga pekan membosankan yang penuh kepataharangan. banyak sekali ilmu-ilmu yang tidak masuk ke dalam logika batok kepala. lucunya, wanita hebat itu mengakui hal yang sama, diakhir beliau pulalah yang bertanggung jawab, mengembalikan semua doktrinisasi kurang bijak itu, menghilangkannya dari ruang memori kepala.
2003 --
"ibuk, aku pake kerudung ya???"
"coba tanya ayah deh."
"yah, temenku disekolah ada yang pake kerudung. aku juga pengen, boleh?"
"lah mbak sendiri gimana? mantep ngga? kalo ngga usah sih besok dulu aja"
"yang jelas kepengen"
"ntar kalo pake kerudung, ayah ngga mau liat dibuka-buka lagi lho...sekali pake, selamanya harus pake. itu konsekuensinya. gimana?"
perbincangan terhenti sampai disitu.
hingga akhirnya wanita luar biasa itu menengahi dengan lembut.
"sudah, sekarang dimantepin dulu aja. lagian tinggal satu tahun lagi kamu lulus SD, sayang nanti kalo bikin seragam baru. smp, ??"
gadis itu mengangguk. mulai berniat.
setelah percakapan itu, gadis itu sudah mengerti tiga hal. kain kerudung, peniti dan jarum pentul yang lumayan sering.
2004 -- Juli
"ibuk, aku nazar lho, kalo masuk smp **** , aku mau pake kerudung!"
"nazar?"
"iyaaaaaa....."
"lhoh, kok harus pake nazar? kan itu sesuatu yang wajib ..lagipula kepengennya kan udah dari dulu??"
"oooww, gag boleh ya emangnya?"
"kalo udah niat, ngapain harus nazar??"
"iya deh, iya..ciiph! oke. "
dan setelah itu, entah berapa buah baju dan kerudung yang terambil gadis kala wanita luar biasa itu membawanya belanja, untuk mempersiapkan masa depan di dunia nyata.
. . . to be continued . . .