December 11, 2008

Bidadari yang Tak Akan Terganti

lama terdiam, memimpikan sesuatu yang tak wajar.
apa itu gerangan?
. . .
menikam diri, dan ber-reinkarnasi, setidaknya menjadi bayangan bidadari.

tik, tik, tik, detik berderik

sepiku terusik, malaikat bijak bertanya, "ke manakah bayangmu?"
senyum sinis menyapanya, "Mati. Dalam derita rasa iri. "

malaikat bergeleng, tak puas dan jengkel karena ketus jawaban dariku
"Lantas apa yang bersinar redup di hatimu kalau begitu?"

dengan sangat halus cermin raksasa bergerak menghampiri
menuju tepat ke arah mata ini memandang

aku berkaca dan tersadar
bayangan ini bukannya pudar,
tapi memang tersamar
oleh kecemburuan yang kian menjalar.

dari bilik sebelah kiri seseorang meneriakiku, kaget kutoleh wajah, tapi tak nampak siapapun sampai batas cakrawala memandang.

"Sampai kapan kau akan bertahan
dengan segala yang kaupaksakan untuk tenggelam
sedang pelita aura itu tak kau biarkan bersinar?"

"bukan mentari yang kami tuntut,
menjadi yang baik dan sesuai syarah sudah cukup.
bukan bidadari yang kami inginkan
seseorang yang tangguh dan selalu bersyukurlah yang kami dambakan"

selesai suara itu, lalu hening beberapa lama

ada bisikan kini,

"Tak perlu gunakan iya
jika 'tidak' juga masih berguna."

"Jangan berlari memburu bidadari,
bahkan ribuan bidadari pun tak kuasa mengganti
sekubik keping hati yang punya semangat memperbaiki diri.

KAU TAK AKAN PERNAH TERGANTI!!!"

melalui tanganNya kau tercipta
berarti, kaulah pengemban risalah cinta
bukan bidadari sempurna bertangan hampa

ada senyum merekah, dari bibir Malaikat bersayap putih
dia turunkan sayapnya, mendekati, membelai lembut wajahku

Dengan sangat perlahan dia ejakan kalimat ini

"Basuh kedengkian dan kecemburuan,
niscaya sinarmu seindah permata pualam."


Untuk semua yang pernah merasa cemburu pada bidadari.
Bersyukurlah!
Karena, sejatinya kaulah sang bidadari.
Continue Reading...

December 10, 2008

Melebihi warna, melesat, Menjadi Cahaya

ini, sekedar komentar tentang persahabatan, terinspirasi dari blog tetangga
dia menuliskan tentang sebuah lirik lagu
-yang jujur, sejak akhir september sebenarnya sudah pengen kutuliskan di sini bersama dengan komentarnya, tapi memang belom sempat.-

sebuah soundtrack dari laskar pelangi

baru saja berakhir
hujan di sore ini
menyisakan keajaiban
kilauan indahnya pelangi

tak pernah terlewatkan
dan tetap mengaguminya
kesempatan seperti ini
tak akan bisa dibeli

bersamamu kuhabiskan waktu
senang bisa mengenal dirimu...
rasanya semua begitu sempurna
sayang untuk mengakhirinya

lawan keterbatasan
walau sedikit kemungkinan
tak kan berhenti
hingga sedih tak mau datang lagi

janganlah berganti, tetaplah seperti ini.....

(OST Laskar Pelangi, Ipang)


syair ini,
membawa warna baru bagi pemaknaan sahabat untukku.
terutama di bait keempat

lawan keterbatasan
walau sedikit kemungkinan
tak kan berhenti
hingga
sedih tak mau datang lagi


itulah sebenarnya makna what friends are for ,
membantu menghilangkan segala kemustahilan
yang terpampang menghalang,
menyalurkan kekuatan yang tak kasat mata
tapi kita tau pasti itu ada

Untuk sepuluh titik :
ada syukur yang tak berhenti mengalun, melihat kalian sebagai anugerahku,
hidup satu zaman dengan para pejuang pembela kebenaran.
kalian ada memberikan tak sekedar warna,
tapi sudah melesat, berpendar berganti menjadi cahaya

Buat djackie, so do i.
pasti ketika dua puluh tahun setelah detik ini menyapa,
di saat yang sama, ketika gadis atau bujang kecilku kelak menanyakan lagu apa ini

aku akan menjawab dengan senyum,

'Dengarkanlah sayang, ini bukan sekedar bait lagu berisi kata, ini mantra penyemangat jiwa'

Lalu, dengan bangga satu per satu akan ku kenalkan siapa kalian pada mereka,
siapa saja yang memendarkan cahaya pelangi di gelapnya 'pikiran-pikiran nakal' remajaku,
siapa saja yang menunjukkan padaku indahnya matahari senja ganda-nya Teladan,
siapa saja yang menjadikanku -sebuah titik ini- tinta yang mewarnai dunia,
siapa saja yang ada meleburkan cinta-cinta semu menjadi cinta nyata untuk saudara
siapa saja yang berjuang bersamaku mencari bias makna cinta dari ArsyNya yang Indah luar biasa.

sepuluh titik. yang menjagaku dalam jangkauan koridorNya.

dan untuk penutupnya akan kubisikan di telinga mereka

'Berjanjilah pada Ummi, kalian akan menjadi seperti mereka, menjadi pemuda harapan bangsa pembela kebenaran yang nyata'

***

Ya Rabb...sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati-hati ini telah berkumpul untuk mencurahkan mahabbah hanya kepada-Mu, bertemu untuk taat kepadaMu, bersatu dalam rangka menyeru (dakwah di jalan)Mu, dan berjanji setia untuk membela syariatMU, maka kuatkanlah ikatan pertaliannya, ya Allah, abadikan kasih sayangnya, tunjukkanlah jalannya, dan penuhilah dengan cahayaMu yang tidak akan pernah reduo, lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan keindahan tawakal kepadaMu, hidupkanlah dengan marifatMu, dan matikanlah dalam keadaan syahid di jalanMu. Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung, dan sebaik baik penolong. Amin. Semoga shalawat dan salam selalu tercurah kepada Muhammad, keluarganya dan kepada semua sahabatnya.

I love you just because Allah.

kebersamaanyangtaklekangdigilaszaman
.tun.cok.rong.djek.ri.amm.yak.nas.git.jun.
Continue Reading...

Gradasi : Sebuah Catatan Sejarah (puisi mode : on)

Gradasi : Sebuah Catatan Sejarah
untuk yang 'pantas' menjadi sejarah

mon cher, maaf kalau selama ini terlanjur kusimpan
sesuatu yang terlarang
terlarang dalam perjanjian.

gradasi ini bukan aku yang ingin
dia datang, acuh tak acuh dengan situasi,
mengobrak-abrik sepi bilik hati,
menelusup ke diri, memanggil tuk terus dinanti

salah memang,
ya, memang salah.
membuatnya subur tak tau arah
sebab sudah terlanjur dirasa indah

tapi telunjuk itu jangan arahkan padaku!
aku juga tak tahu menahu.

seiring kibasan sang waktu
kesalahanku hanya satu,
tak berani mengiris luka sembilu,
saat bahagia sedang tumbuh, baru.

sengaja tak segera kupotong rambat akar yang tumbuh memanjang
alih-alih kubiarkan menghujam, menukik,
. . .
yang kini menyesakkan,

sengaja tak segera kucincang batang yang melenakan
. . .
karena aku merasakan euforia keindahan
semu, tapi sesempurna lazuardi biru.

and . . . mon cher,

lihat sekarang...
tak bisa kuperbuat banyak hal.
tersisa hanya sepenggal nafas yang memaksa berjejal
menemani labirin sepiku, menggantung, gamang.

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Continue Reading...

December 07, 2008

Untuk setiap awal akan selalu ada akhir.

Selalu seperti itu, hidup bergilir, berputar,
meski bumi yang dipijak masih sama,
meski matahari tak sejenak pun mengambil rehat.

dan juga akan seperti itu,
untuk setiap awal selalu ada akhir,
untuk setiap perjumpaan ada perpisahan yang menjadi takdir.

beberapa waktu terakhir banyak sekali kejadian yang secara implisit adalah peringatan dariNya. mulanya, hanya sesuatu yang kuanggap sebagai hal lumrah terjadi untuk seseorang yang sudah diberi berkah hidup. bukankah kematian itu memang sesuatu yang wajar? toh lagipula jiwa yang mati itu hanya hilang dari raga, yang sesungguhnya jiwa itu masih bersemayam, menunggu waktu untuk pengadilanNya.

tapi, . . . .

kejadian itu terus berulang.
dalam dua pekan ini peringatan akan kepergian seseorang melingkupi zona orang-orang yang kukenal. entah ibunda dari sahabatku, putra dari tetangga sebelahku, teman dari sahabatku.

klimaksnya adalah ketika suatu pagi -di mana aku lalai dari mengerjakan suatu sunnah-,
aku terbangun, dengan mata melotot, dan hati mencelos. baru saja sebuah mimpi buruk menyapa tidurku.

di mimpi itu aku melihat ada pasangan yang berbahagia karena hati mereka sudah disatukan olehNya. sangat membahagiakan melihatnya, tidak begitu jelas memang siapa mereka, tapi aku tahu bahwa mereka adalah teman-teman seperjuanganku, keduanya.
lalu gelap, melesat cepat. seperti melihat scene2 pada layar bioskop.
tak tahu bagaimana bisa, yang jelas di mimpi itu waktu sudah berlalu beberapa tahun, dan ketika acara lustrum sekolah kami, aku bertemu lagi dengannya. aku melihat teman laki-lakiku sudah menggendong seorang gadis kecil berusia batita. ketika ku tanyakan dimana ibunda gadis kecil itu, temanku hanya menjawab, dia sudah pergi...

... dan seketika itu juga aku terbangun. menyadari bahwa sepenggal kisah itu hanya mimpi.

mimpi yang kembali menyadarkanku.
bahwa hidup itu hanya titipan.
bahwa hidup itu hanya 'sepenggal kisah'
bahwa pertemuan kita denganNya itu adalah sesuatu yang tak bisa diganggu gugat, tak bisa ditawar.
dan bahwa kematian itu bisa datang kapan saja, bahkan di saat terbahagia hidup kita, seperti dalam mimpi yang Dia kirimkan padaku.


untuk setiap awal akan selalu ada akhir.
bisa detik ini, bisa detik berikutnya,
saat jiwa tersenyum, saat jiwa tersisih sendiri,
saat bahagia itu datang atau hilang.

ya, hidup itu memang hanya sementara.
jadi, buat hidup itu bermanfaat sebisa kita.
untukNya dan hanya karenaNya
Continue Reading...

Find Me !

Facebook  Twitter  Instagram

Blogroll

About

a complete pack of girl-turn-to-woman in her 20's something