Terinspirasi dari pertanyaan pertanyaan responsi KKN BTL 31 yang superduperzing ngga jelas banget, –__–
|
KKN bergaya untuk HUT Bantul 182 :) |
saya iseng nulis FAQ ini untuk mengobati ke-zonk-an pertanyaan di responsi, menuliskan sesuatu yang lebih real dan faktual, bukan sekedar hitam atau putih dari rentetan nama-nama yang dikategorikan urut prioritas oleh sebelah pihak.
ini random things tentang apa yang sudah KKN beri untuk saya, menyuratkan sedikit kata untuk berterimakasih, karena ya, KKN memberi banyak hal pada hidup saya
KKN itu apa menurutmu?
Kelas kehidupan-nya UGM.
Dimana kita jadi mahasiswanya, program jadi tugasnya, masyarakat sekitar dan adat istiadat setempat jadi dosennya, situasi mendadak jadi lahan praktikumnya dan konflik dengan warga serta hal memusingkan lain adalah ujiannya.
Apa pelajaran paling berharga yang didapat selama KKN?
- Belajar menjadi dewasa dengan bertemu banyak karakter
- Loving Indonesia.
Apa maksudnya “dewasa karena bertemu banyak karakter?”
Bertemu dan belajar memahami banyak karakter yang mungkin kalau bukan karena KKN tidak akan pernah saya pelajari secara utuh. Bingung? Oke, saya juga bingung.
Jadi begini, bukankah wajar jika kita memilih berteman dekat dengan sekelompok orang yang memiliki cara pandang yang sama, kebiasaan yang sama, dan kesukaan yang sama dengan kita? Karena menurut teori dan prakteknya dilapangan, orang orang yang seperti itulah yang membuat kita nyaman.
Tapi dengan KKN ini saya dipaksa keluar dari zona nyaman saya. Dipaksa untuk menyelami banyak karakter baru, berusaha memahami, berempati, menilai pribadi secara utuh selama dua bulan penuh. Mulai dari teman satu pondokan, teman satu unit hingga pemuda-pemuda dusun setempat.
Kenapa dewasa? Karena mungkin saya yang dulu akan bersikap sangat reaktif terhadap orang-orang yang saya anggap berbeda dengan saya. Tapi di KKN saya jadi merasa mempunyai kontrol diri yang lebih baik. Ikut mencoba dan memahami pola pikir yang kadang tak sejalan, membangun alasan alasan untuk berpikir positif terhadap suatu perilaku dan tindakan seseorang. Belajar melihat dari atas, agar terlihat seluruhnya.
Dan yang membuat saya kaget adalah, setelah saya terapkan itu, saya jadi merasa perbedaan itu bukan masalah besar.
Hei! Ternyata saya nyaman dan kerasan . Eh, ternyata mereka yang berbeda dari saya itu kereeeeeeeeeeeennn, malah akhirnya saya yang banyak belajar dari mereka.
Belajar tentang selo, belajar tentang berani tampil di depan banyak orang meski malu-maluin, belajar bahwa segalanya adalah sugesti – pikiran positif itu datang dari dalam diri, belajar bersyukur karena ternyata Alloh memberkahi banyak hal pada saya, belajar berprinsip bebas tapi tahu batas, belajar bahwa memulai itu sulit, maka mulailah dari sekarang, dan yang jelas belajar banyak.
Belajar Loving Indonesia?
Saya adalah pemimpi yang bermimpi besar untuk berpetualang dan menyelami hidup di tanah orang, di negeri negeri jauh. Bergelut dengan teknologi dan kecanggihan zaman. Berkelana ke tempat-tempat berarsitektur indah dan penuh seni. Pun saya termasuk pribadi yang suka alay dan heboh sendiri kalau melihat teman-teman seperjuangan sudah mengkoleksi deretan nama negara-negara jauh sebagai satu tempat yang pernah mereka sambangi. Kalau sudah begitu, emosi sering naik turun.
Tapi…di KKN ini jiwa saya bisa tenaaaaang. Biasa aja
tuh rasanya ketika melihat di
timeline banyak sekali foto foto sanak saudara sahabat dan teman tertawa bahagia di seluruh penjuru dunia, memamerkan jejak jejak mereka disana. Ujar hati saya ketika itu : “Saya juga lagi di tempat baru, disini, di Kecamatan Kretek, Desa Tirtohargo, Dusun Karang.”
Mereka yang lain nyengir hepi karena bertemu mister a dan mister b disana, hati saya tersenyum senang berkenalan dengan mbah kakung dan mbah putri, plus adek adek yang selalu ingin tahu di sini.
Ketika yang di luar sana heboh welcoming party dan hingar bingar ala zaman modern, saya mabuk sama cengkok dangdut koplo sepaket dengan goyangannya.
Ketika semua orang sibuk me-mention para figure hebat yang mereka temui di luar negri, saya terharu bisa belajar mengenai hidup dari sosok-sosok yang menggiatkan gotong royong di dusun KKN saya.
Saat semua orang heboh memamerkan Tokyo Tower dan Eiffel sebagai background foto mereka, saya berkali kali terpana dengan pemandangan sawah yang terhampar sejauh mata memandang setiap kaki menuju ke pendopo atau masjid, belum lagi punggung bukit yang berjejer indah disebelah barat, apalagi kalau dilihat waktu sore hari, lukisan alamNya breathtaking,…
Simply said, hati dan jiwa saya bisa content, bisa kenyang dengan banyak syukur, tidak aneh-aneh mencari apa yang bukan menjadi rejeki saya.
Dan karena itu saya bisa belajar mencintai Indonesia
Momen paling indah?
Waktu mengajari anak-anak TPA mengaji di bulan Ramadhan dan semua kegiatan yang melibatkan orang-orang satu unit :3
Yang ngga bakal terlupa?
- Naik motor malem-malem dengan lampu depan motor dipadamin, melewati jalan dusun yang sepi tanpa lampu, meski anehnya tidak gelap, karena ditemani taburan bintang galaksi bimasakti dan purnama ~~
- Celoteh ceria di pondokan, ngawur ngalor ngidul, dari obrolan sampah sampe hal yang penting banget :p
- Kebaikan dan masakannya ibuk pondokan
- Anak-anak Dusun Karang yang so sweet banget, selalu ada menemani di setiap program kita, padahal sasaran program itu kadang bukan mereka, lol
Paling nyesek ?
Momen momen ketika salah paham sama pemuda dan ketika pamitan mau pergi dari lokasi >_<
Seandainya ada penawaran KKN lagi untuk kedua kalinya, mau?
Tidak terimakasih :p tapi untuk selalu pulang ke Kretek dan menjalin silaturahmi terus dengan BTL-31 are all pleasure.
sekiaaan~~ satu hal yang jelas, ngga rugi jadi anak UGM yang dipaksa buat KKN