October 18, 2009

Mimpi 17 Tahun

tersisa...
lima bulan dari waktu yang ditentukan
tertinggal...
lima bulan realisasi sejak keinginan dihimpun padupadankan
tersedia (masih)...
lima bulan penempatan awal sebuah rantai mimpi masa depan

hidup waktu-waktu ini serasa melayang. semua yang kedewasaan punya untuk meng-iming-imingku menyusun rencana sudah dikeluarkan.
dari bangku-bangku kuliah pilihan, negara-negara asing yang menggiurkan, jodoh dunia akhirat yang selalu membayang, sampai ke pekerjaan dan prestasi impian....
mereka selalu minta untuk berkelebat di tiap lamunan, di kilas tiap mimpi, di sejenak pemikiran.

tidak, tidak ada salahnya memang, menjadikan mimpi itu nafas penyambung, dan pompa serep kehidupan dengan aliran semangat, bukan eritrosit darah. melumasi sendi tubuh dengan janji masa depan, tawa riang, dan keinginan hidup berkah. menguatkan otot dengan cokol tekad membangun generasi esok yang lebih bermartabat, lebih bermanfaat.

tapi, baru memikirkannya saja rasanya sudah membuatku meledak. tujuhbelastahunempatbulan usiaku, dan rasanya masiiih jauuuuuuuuuuhhhhh sekali hari-hari itu. hari-hari yang -sekarang saja- sudah menyesaki sel-sel serebrum otakku, menyempitkan saluran pernafasan saking inginnya (bayangkan! kau sedang excited atas sesuatu sampai ketika berfikir tentangnya saja membuat bernafas susah), dan mengakomodasi raga untuk, kalau memang bisa, berlari ke waktu itu...

tapi itu masiih lamaaaaaaaaaaaa, masih butuh pengorbanan, masih butuh banyak peluh, masih meminta berribu hormon kesabaran, masih mengambil usaha tiap mili dan tiap waktu sebagai tumbal, masih menuntut milyaran lantunan doa.

lalu apa masalahnya???
masalahnya, aku mulai tidak sabar. mulai tidak fokus. mulai gelisah. mulai ngelantur. mulai membayangkan dan berandai-andai.
dan aku,
mulai takut.

takut kegelisahan sepeleku ini akan mengacaukan semuanya. takut aku tidak bisa menjaga dan beristiqomah atas satu-satunya hal yang membuatku berani merencanakan banyak hal gila ini, yaitu mimpi-mimpi sebagai aliran kedua pembawa gizi dan nutrisi atas hal-hal nonfisik.

takut niat yang kuat di awal itu luntur di akhir,
na'udzubillah....

sudah kawan..
sudah mulai kucoba untuk mengatasinya. dengan hanya berfikir fokus tentang apa yang ada di depan pelupuk mata. dan menyimpan mimpi-mimpi masa depan itu, well sekedar mengambil sari pati energinya saja, tidak sampai ke ampas bentuknya, karena sekarang belum saatnya!
tapi, usaha itu sepertinya lambat menangani kasus ini. meski aku pastikan padamu, aku takkan menyerah. kau bisa buktikan itu.

yang jelas di episode kali ini, Allah membuatku jauuuuh lebih tahu, bahwa manusia itu terbatas.
dan yang membuat keterbatasan itu tereduksi dan lama-kelamaan terlihat seperti hilang tak berbekas itu hanya satu, ketaatan pada perintah serta sunatullahNya.

waktu itu, di mana mimpi-mimpi mu menjadi kenyataan
akan datang dan kemudian berlalu
karena memang harus seperti itu
dan tugasmu hanya menyediakan tempat baginya dengan seluruh usahamu yang maksimal
serta menunggu.

pasti, pasti. dia pasti akan datang.
tujuhbelastahunempatbulan usiaku. dan aku, sekali lagi, belajar menikmati hari hari ini.
tujuhbeastahunempatbulan usiaku, karena tak akan ada yang sama lagi setelah hari ini terlewati.
Continue Reading...

August 15, 2009

Jadi Guru dengan Banyak Pahala

Jadi guru? Pernah sih ngebayangin. Rasanya gimana ya? Dulu sih, ngebayanginnya pengen jadi dosen yang nerangin muridnya ngga usah pake something yang eye catching gitu deh,,(secara, dosen mana sih yang menarik hati, mata dan pikiran? Ada juga menarik iler keluar *tidur soalnya kalo ada kuliah ;)*). So, otomatis juga ngga begitu care sama yang namanya mengelola sebuah keadaan di mana kita sebagai pembicara di sana. Yang dimaksud tentang keadaan psikis peserta yang ada di forum kita lho…bukan materinya. Eh, tapi tadi pagi Tuhan nakdirin lain ..
Here the stories….
Jadi, tadi pagi tu ada prabakti PTB yang kontinyuan-nya pengajian malam beberapa waktu yang lalu. Karena kebetulan aku anak TJRC (Teladan Junior Red Cresscent) -atau anggota bulan sabit merah remaja-nya teladan- yang punya gawe ngasih penyuluhan ke adek-adeknya tentang siaga bencana sama sadar akan merawat diri yang baik maka dengan sangat wajib harus pergi ke wonolelo. Pagi menjelang siang itu akhirnya kami berangkat juga dari sekolah meski sudah ngaret hampir 45 menit sendiri. Menempuh jalanan yang berliku, pasar yang hotz banget, sawah ladang yang ngga ada habis-habisnya, angin kering yang nampar-nampar muka, sama matahari yang ngga ampun-ampun menggantang ni badan, hem…belum lagi perut yang mulesnya minta ampun…maklum baru hari kedua. Hikz..hikzz.
Singkat cerita, setelah berhasil melewati semua rintangan itu, sampai ke desa wonolelo ternyata…masih ada rintangan lagi…*hua..hua..* ada sekitar 40-an wajah anak-anak yang putus asa menunggu malaikat-malaikat yang cantik nan jelita datang. Padahal, tau ngga? Orang yang ngebawa materi tu masih berkutat dengan hotznya pasar yang punya jarak kira-kira 12 kilo-an ke tempat kejadian perkara. Jadi, otomatis dengan jiwa kemalaikatanku yang iba ngeliyat anak-anak generasi bangsa itu bengong 45 menitan, mau ngga mau kemudi harus diambil alih nih! (mana tadi di deketku ibu kepseknya seliweran ngga nguatin gitu..). digiring deh tu adek-adek tak bersalah. Dipaksa duduk, ndengerin aku ma temen-temen nyloteh dengan sesuatu yang menurut mereka mungkin kayak planet saturnus, *maksudnya ngga ngedongin gitu*. Dari perkenalan yang ngga jelas ngalor ngidul kesana-kesini, sampe lucuanku yang garing kress-kress. Tapi, aku berhasil ngebikin adek-adeknya ngasih perhatian ke aku, berhasil ngebuat mereka ketawa, membuat mereka tertarik dengan keinneran beautyku *wezz..wekz…dari mana coba?*. sampai akhirnya pembawa materi datang, dan dengan sukses sentausa nerangin ke adek-adeknya tentang materi itu *termasuk aku dumz*, tapi, sayangnya cuma selama 10 menit, karena setelah pembawa materi datang itu, ada 3 orang bocah baru, yang nelat masuk ke kelas, berandalnya minta ampun..seampun-ampunnya deu. Dan akhirnya, harus diakui, kondisi uda ngga kondusif lagi buat nerangin lagi gara-gara para gangster itu. Hikz..hikz…sampe harus ganti serep pita suara 3 kali ,ekstrim, buat nenangin mereka. Huff. Ada juga tadi yang nangis mewe karena dijailin ma temen sebelahnya, ada yang pukul-pukulan, ada juga yang cuma dieeeem, kalo diajak ngomong responnya just bahasa isyarat kepala. Ngangguk ma geleng doang. Tapi, syukur Alhamdulillah-lah acara tidak sampai menimbulkan demo, maupun tangisan bersama dari adek-adeknya. Maksud à lancar-lah.
Dan, guess what! Aku sama strata atas dinobatkan sebagai calon ibu yang baik, soalnya pinter nanganin anak-anak (amiiinn). Tapi, kalo kata ibu, ‘lha strata atasmu ngga tau gimana kamu kalo di rumah, pasti ngomongnya beda lagi…’ hehe, honestly emang ngga gitu pinter sih ngurusin bocah-bocah terutama yang bandelnya nau’dzubillah. Tapi, as long as anak itu masih bisa diajarin dan stok kesabaranku masih banyak sih oke-oke saja.
Haha. Segitu dulu deh pengalamanku jadi ‘guru’ selama 2 jam hari ini, may could be inspiration for everyone. Amin.
Sunday, 18th May 2008
Continue Reading...

July 30, 2009

Ronaldowati :D

Seperti apa yang dituliskan Andrea Hirata, bahwa kebiasaan adalah racun, rutinitas tak lain adalah seorang pembunuh berdarah dingin [bab ciputat, 215, sang pemimpi] memang benar adanya. Ceilee.
So, otomatis kita tau kalo kejenuhan adalah puncak ketidakmaksimalan kita dalam menjalankan tugas apapun. Apapun. Ketika kita lelah dalam fisik, mungkin istirahat sebentar aja sama minum multivitamin, makan makanan bergizi dan imunisasasi (lho???) udah sangat cukup mengobati. Kalo cape itu mendera batin (ddu.) kebayang ngga perlu berapa dr. hewan yang bisa nyembuhin? Ngga kebayang-lah…, orang yang bermasalah batinnya, bukan piaraannya. Hhe. ;D
Back to d main idea, nah makanya akhir” ini aku lagi gencer”-nya cari suasana baru. Nggak yang itu” mulu. Yang notabene bikin stress berkepanjangan. Contoh yang sangat konkrit terjadi hari ini, di lap.bas tengah sma satu.
06.37 a.m udah nyampe sekolah, siap” ke lap.bas. siap” bertemu dengan olahraga. Well, dengan postur tubuh yg tambun uda jelas org” tw kalo ku ga’ suka olahraga, ga suka dan ngga bisa, *tapi bukan berarti ngga pernah berusaha*, sering usaha, tapi frekuensi banyakan gagalnya :( . nah, dengan hati yg udah ber’udzon ria, ku dateng dan meramalkan bakal ngga bisa aktif kayak biasanya.
Eh, emang kok kalo udah rejeki ngga bakalan kemana. Dan hati yang su’udzon ngga dapat menduga. Hari ini ada tanding futsal antara SMKZ and eS.Ka. nah futsalnya berjudul ‘Futsal GaronX ala mpoK” SMKZ & eS.Ka.’ wuiiih jaminan mutu cap tiga jempol deh, seru abis. Hebring pisan. Soalnya ada yang jualan terompet (ga nyambung dech….sok nge-dika banget….hehe.). ngga-lah, hebringnya tu lebih karena kelucuan dan ketidakmutu-an para perempuan/ none-none ini dalam melancarkan serangan agresi bola. Tapi, ini yang bikin seru, lucu. Ngeliat para kartini yang kesasar ini menyamakan hak” mereka setara dg laki” di lapangan hijau, tapi sayangnya *kemampuan biar ditutup seperti apapun* tetep kalah jaoh. Mau masukin bola aja nyampe orang yang ngebawa bolanya harus ikut masuk gawang juga, halah lucu dah! Kalo bola ke kanan, 23 orang ngruyuk ke kanan juga, gitu juga kalo ke kiri dll.
Nah, pemandian sudah mulai memanas, oops, pertandingan ding….kelasku menggencet esKa sedemikian rupa [baca: jambak, grawut, cakar, tendang, lempar, smack down, jilat…..yang ini permen sih.] tapi ngga berhasil-hasil. Kipper pihak lawan ganas bukan main!!! Sampe sampe si aliffa, temenku yang gedenya semeja tulis itu, udah nyerah ngegencet itu kipper, dan…..*jreng-jreng* secara batin kami (aku dan aliffa) bertautan. Secara tak sengaja, alifa mengoper sebuah bola kecil yang sudah gundul” (baca: rusak sana-sini) ke arahku, dan aku, yang saat itu sedang kesurupan titisan maradona campur ronaldo itu melakukan serangan ala swan lake *halah-halah apaan seeh?*, menendang dengan sangat gemulai ke arah gawang, awalnya disangsikan, dikira bakal ditepis lagi sama itu kipper ganas, tapi yang terjadi adalah bola dengan anggun dan angkuhnya melewati celah di antara kedua kaki si kipper ganas dan akhirnya sang presiden pun ikut berteriak *dibaca ala komentator.*
GGGGGGOOOOOOOLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLL……………………………………………………………………
Bayangkan saudara-saudara, bayangkan ! si gendut tambun ini, yang ngga pernah ngepegang bola secara ikhlas dalam hidupnya ini, menelorkan sebuah gol, membuat tim garong kelasku menang! Huhu…T_T nangis terharu saudara-saudara! Nyampe berdarah-darah coba!!! [x-trim benjet.] dan buat ngrayainnya kita potong tumpeng 7 tahun 7 abad, *IMpossible*. Hehe. Yang jelas ngga nyangka aja. Unexpectedly-lah. Surprise.
Dan ngga Cuma itu, hari ini full laugh. Ketawanya bisa lepas banget. Ikhlas dan happy sekali menjalani hari. Alhamdulillah. Makasih ya….Alloh azza wa jalla yang udah baik banget ngasih satu hari special ini di antara hari-hari indahku. Hha. Love you alloh. So much.
Hot news: woooi jadi ‘koki’ nih buat ptb te-je-er-ce. Hiyeks. Konsumsi denK! Seru! ini juga termasuk sesuatu yang baru. Alhamdulillah kali ini dapet job yg menunjang prospek masa depan [baca; ibu rumah tangga punya gawe], setidaknya kali ini berhubungan dengan merica, sotil, dan ulekan. Ngga lagi berhubungan dengan tulisan dan computer. Thx Allah…
Tuesday, April 15th 2008.
*nah, ini dia salah satu cerita2 masa lalu, yang disebut 'gudang cerita'. meski udah dulu, tapi masih asik dinikmati lho, ahahahaha :DD enjoy !!!
Continue Reading...

July 27, 2009

Sebuah Pengumuman

hai. hai. hai. para bloggers mania...
long time no see, long time no write..
makanya, ucapan : assalamu'alaykum.wrwb sebaiknya terucap lebih dahulu, sebuah doa tentang keselamatan, doa tentang limpahan yang barakah :))
pheeww, akhirnya setelah lama sekali keinginan untuk mengganti layout blog yang sangat sederhana itu terpendam, finally beberapa hari yang lalu saya sukses menggantinya !!! bayangpun, dengan utak-atik geje tidak jelas, tanpa ada buku petunjuk sama sekali. hanya meng-klik semua tombol, memencetnya, mengisi2 blank2 kosong yang saya sendiri tak tau maknanya apa dan buka tutup jendela inet explorer inilah yang membantu saya untuk sukses menggantinya.
membuatnya menjadi lebih cantik dan menarik.
tema yang saya pilih kali ini adalah tentang perjalanan, atau travel. diambil dari web yang menyediakan layout blog secara gratis (anak sekolahan memang harus gratis, :P), sayangnya layout2 cantik itu ada di versi terbaru dari layout blogger yang menggunakan versi XML. taukah artinya? berarti layout sebelumnya (HTML codes itu) harus diganti, bahkan seaplikasi-aplikasinya. dan walhasil wusss, saya kehilangan beberapa tools yang ada di layout sebelumnya. ada shoutmix, banner berjalan, tulisan2 singkat, bahkan profil perkenalan T_T.
makanya dengan sangat terpaksa saya menggunakan yang apa adanya dulu. hanya list labels tulisan dan beberapa gambaran singkat blog ini (yang kalau sempat) akan saya tambahkan.
eh, perlu diketahui, kalo tidak hanya layoutnya yang baru lho...mungkin akan ada beberapa hal yang asing. apa ya contohnya??? ermm, style tulisan mungkin, terus tema tulisan, ekspresi tulisan de es te. dan buat yang udah ngikutin blog ini dari dulu, harap maklum ya...tidak bisa terus2an menulis dalam ekspresi dan euforia yang sama.
oh, mungkin yang unik, kalo saya kebetulan punya cerita menarik tapi ditulis di masa yang lalu (weseh, kayak apa aja) atau cerita yang dibuat saat ini tapi ide dan kiblatnya dari pengalaman yang lalu, saya akan saya beri labels tersendiri. hoho, mungkin itu akan bersifat lebih ke menceritakan hari2 personal saya V^_^
tapi sayangnya (lagi-lagi kata ini -___- zzz), saya sudah di awal kelas tiga, dan delapan bulan lagi akan menempuh hal2 'WAOW' dan 'MENANTANG'. untuk persiapan itu semua, sudah ada ayah saya yang stand by bin siap siaga satu. beliau sudah menyiapkan banyak argumen untuk mengusir keadaan saya yang (hampir sering dan otomatis) membuka kompi ba'da isya. T_T
dan seterusnya Anda bisa menebak apa, semua kegiatan yang berkaitan dengan inet sudah amat sangat terbatas penggunaannya...
jadi bantu saya dengan dua hal, please...beg you all.
1. maklumi saya apapun keadaan saya
2. doakan saya agar sukses mengejar mimpi dan masa depan dunia akhirat saya !

:DD
BIG THANKS !!!
Continue Reading...

c a h a y a

Cahya terperangah di sela tidurnya yang lelap.
Igauan bukan lagi sekedar kebetulan.
Matanya nyalang menyala, tak ditemui sejentik pun pelita dalam gelapnya yang nyata.
Dalam rabanya tak dirasa ada sesuatu yang membuat lega

“Di mana aku?” tanyanya retoris. Senyap.

Keretorisan itu terjadi bukan karena pertanyaannya tak butuh dijawab,
lebih karena tak ada yang menjawab.
Dalam bulatan matanya, hanya hitam saja yang berkenan menyapa, bahkan derik nyanyian jangkrik tak ada meski sekedar mengusik.
Kepanikan melanda.
Kegelapan? Sesaat otaknya berputar menandakan dia berfikir.
Kenapa bisa? Kenapa harus gelap? Bukankah dia ada? Eh, sebentar…memangnya dia ada? Sebagai apa?
Benda real-kah?

“Heii…Aku cahya! Aku Cahya. Cahya tak pernah berkenalan dengan gelap. Karena selalu ada cahaya untuk gelap! Lagipula aku tak pernah kalah dengan Tuan Gelap…”

Malang sekali nasib Cahya dalam pikiran kalutnya saat itu.
Dia bingung. Kalau memang secara real dia ada, lantas kenapa gelap masih mengelilinginya jua? Apa salah sistem yang merupakan sunatullahMu itu Rabbi? Cahaya kan ada untuk mengusir gelap, tuntutnya tidak terima.

Halooo…Tuan Gelap?? Cahya mulai berdiri. Tangannya membentuk gerakan menyentuh di depan. Dia mulai menggapai arena disekelilingnya. Ah, celaka! Cahya lupa, ada satu hakikat cahaya yang terkadang dilupakan banyak orang. Gelap bisa tersinari dan hilang karenanya, tapi sekedar dalam lingkupnya saja. Cahaya tak pernah bisa bertahan dalam satu titik yang kecil jika mau melawan pekat gelapnya keadaan. Gelap tak tertembus dengan itu. Ia butuh ribuan cahaya menemaninya.

Oh God, what should I do then??? Cahya mulai berkeringat dingin. Khawatir. Khawatir akan amanahnya, khawatir akan tugas pentingnya sebagai pelita untuk menerangi. Tapi lihat, melihat bagian dirinya saja serasa mustahil saat ini. Haruskah Rabb? Haruskah aku mengalah pada gelap? Gelap muncul karena ketiadaan cahaya, pada hakikatnya tak pernah ada gelap, sebab itu hanya sekedar penggambaran keadaan di mana tak ada cahaya.

Pendar mulai meredup. Bias warna melemah, lelah sekali sepertinya Cahya mempertahankan eksistensi keberadaan dirinya. Ya Rahiim …rindunya membuncah. Ia rindu akan jutaan cahaya yang biasa ada menemani. Sebal akan gelap yang tak berujung pelita. Risih dengan cercaan bahwa Cahya tak bisa melakukan tugasnya.

Ia bungkam dalam desau rasa tercekam. Sudahlah tak perlu dibawa pusing, menyerah dalam keadaan. Bukan, bukan menyerah dalam arti yang sebenarnya. Biarkan saja seperti ini. Gelap, gelap yang menggantungkan harap. Toh, masih menggantung, tidak memenggal. Dan cahya pun menunggu, di penantian kerlip lemahnya, bertahan karena hanya ada sesuatu yang bercokol kuat. Apa itu? Keyakinannya bahwa tak pernah ada gelap, gelap hanya karena ketiadaan cahaya, dan faktanya ia masih ada, lemah memang, tapi akan diatahan sampai datang rahmatNya.
Milyaran cahaya, dari galaksi, bintang, planet dan mentari akan menyambutnya dalam fajar di ufuk jagat. Kali ini biarkan dia yang berkorban,

Cahya.


Dalam rindu akan terang di ufuk fajar yang melibas semua gelap tak berharap.
Continue Reading...

July 02, 2009

Is there anyone that can help me??

Curhat ya...
hiks hiks hiks Ya Allah...
kenapa akhir-akhir ini dirasa muaalleesss banget ya buat nulis sesuatu??
percaya ndak percaya, posting terakhir di bawah itu udah mulai ditulis dari pertengahan april, masak awal juli baru kelar coba??
padahal lagi libur, ndak ngapa-ngapain juga (selaen sibuk ngurus PSB di sekolah).
padahal mimpi ku salah satunya ada di bidang tulis menulis.
huaa...ada yang bisa mengatasi?? atau memberi solusi??

(please.. help me. hate condition when i've those ideas but don't know why they gone up in hurry)
Continue Reading...

Gadis dalam Perjalanannya (Part.2)

2004 -- 19 Juli
Gadis berhasil memasuki jenjang impiannya yang lebih tinggi. Menjadikannya semangat baru untuk kehidupan dan pengejaran makna atas hidup. Bukan gadis buruk rupa dengan pipi tembam, kacamata berbingkai hitam, dan model rambut kepang dua. Yang ada hanya sepetak wajah (meski masih dengan kacamata kotak berbingkai hitam), dan baju seragam putih - biru nya yang lengkap dengan kerudung putih. Ada azzam yang terpendam, ada ingin yang diniatkan menjadi harapan.
Akan tetapi, orang tak pernah tau, kapan hidayah itu diberi, dan bahkan diambil...mereka boleh mengira, memprediksi dan bangga atas hidayah. Tapi mereka tak bisa mengelak, jatah bagaimana yang menjadi hak, tiap-tiap manusianya...sama seperti si gadis, bolehlah orang bilang dia sudah berjilbab, bolehlah orang mengira hidayah itu sudah datang padanya, bolehlah orang mengacunginya jempol, tapi ternyata gadis itu azzamnya tidak sekuat ego yang dimilikinya..
Masih teringat jelas difile memori, gadis itu menunjukkan pada setiap orang foto terakhir kali yang dimilikinya sebelum berjilbab. setiap orang yang meragukan tentang penampilannya, pasti ditunjukkan dengan sangat bangga foto tersebut (yang entah kenapa bisa terlihat sangat bagus, semua sisi keburuk-rupaannya nyaris tak terdeteksi), dan mirisnya gadis itu tidak tahu bahwa hal itu tidak boleh, bahwa itu juga merupakan sebuah aurat ...(T_T)

2004 – pertengahan 2005
Setahun mulai berjalan di sekolah menengah pertama, gadis itu seperti biasa, masih berlaku sesuai dengan keinginannya. Apa saja yang dia inginkan dilakukannya. Sampai pusing orang-orang disekeliling mewarta beritakan tingkah lakunya. Kakak pernah memarahinya, gara-gara dia pernah dengan lagak galak bin dibuat-buat melatih satu peleton inti dengan lengan baju yang disingsingkan, kerudung panjangnya diikat dibelakang kepala dan rok yang diangkat tinggi-tinggi (meski niat awalnya sih pengen kayak pejuang ‘45).
“Kenapa itu baju, jilbab sama rok dipakenya ngga bener?” kakak menginterogasi.
“Kan ribet, maunya biar simple dan semangat digituin aja.”
“Digituin? Apa maksutnya? Sadar ngga to itu ngga bener? Kalo emang caranya gitu ngga usah pake model muslim. T*******G sekalian juga ndak papa.” Dan kakak mengeloyor pergi.
Hu-uh sebel banget, sebel. Sebel. Sebel. Sebel. Waktu itu gadis sudah sangat tau kalau itu bukan hal yang benar, tapi kan.. tapi…teman-teman gadis juga melakukan hal yang sama…kenapa dia tidak boleh?

2006 – Januari
Waktu berjalan, tak pernah berhenti bertoleran dengan yang tertinggal. Terus melewatkan banyak hal demi tugasnya. Waktu memang tak pernah mau tahu. Jatah hidup manusia sudah ada. Kalau mereka tidak mau melakukan yang terbaik, bukan salah waktu tak memberikan perhatian lebihnya. Bukan salah mentari tak mau melongok ke dalam hari-harinya lagi.
Begitu juga waktu dan mentari dalam hidup gadis. Mereka silih berganti hanya seperti sepenggal bayangan. Tidak pernah masuk dalam pemaknaan.
Gadis sudah mulai terlena dengan keadaan. Menjadi remaja normal, dengan berkenalan dengan banyak hal berbau hedeonis. Melihat 'dunia sebenarnya' untuk pertama kalinya. Terguncang dengan atmosfer berbeda yang seribu kali lipat lain dari 'dunia' nya dulu.
Maka datanglah peringatan dari Rabb sang penguasa Alam sebagai ganjaran untuk Gadis. Penerimaan rapot, kelas dua semester satu. Peringkat terjelek dalam hidupnya menyapa. Ah, amat memalukan sebenarnya untuk diceritakan. Untuk apa? Aib tak pernah sangat indah untuk dibagi, kecuali diambil manfaat dan hikmahnya. Tapi alasan terakhir bisa diambil sebagai landasan meneruskan kronologi ini. (Dan percayalah dibalik semuanya, Allah tau yang terbaik).

2006 - Januari, liburan semester I
Dengan setumpuk kekecewaan, wanita luar biasa itu mengerahkan segala yang dia punya untuk mengembalikan gadis kecilnya ke jalan yang benar. Liburan semester itu tak sedetik pun terlewat tanpa mengulang-ngulang apa yang harus diperbaiki di semester depan. Langkah kongkritnya benar benar terjadi, ahad pekan pertama liburan. Wanita hebat itu mendaftarkannyya untuk sebuah training ESQ (Emotional Spiritual Quotient) selama seharian penuh. Kata wanita itu untuk penyemangat belajar. Gadis sebenarnya sudah jenuh dengan semua tutoran wanita hebat itu, yang terasa seperti pendoktrinan tiada henti. Bukan apa-apa, tapi dia hanya berusaha ‘normal’ seperti teman-temannya di sekolah. Well, dia memang melakukan kesalahan karena nilai semester itu tidak bisa dipertanggungjawabkan dan terlihat mulai sedikit membangkan karena banyak hal baru menyapanya, tapi bukan berarti usahanya menjadi remaja ‘normal’ di jaman ini menjadi sebab utama. Beribu alasan sudah terlontar untuk menggagalkan the big plan wanita itu. Tapi, seperti kembali di awal tadi, tidak ada yang bisa menolak. Akhirnya dengan azzam kuat ‘tak mau berubah apapun yang terjadi’ berangkatlah gadis dan kakaknya ke acara itu.
Dan sungguh, betapa Allah punya rencana, betapa Allah luar biasa.
Ya Muqqalibal Qulub !!! hati berubah 180 derajat , arghhh,,,menjelaskan apa rasa yang ada selama training ESQ fullday itu pun gadis tak bisa. Yang dia tahu Allah luar biasa, yang dia tahu Allah sudah memberikan banyak untuknya, yang dia tahu dia merasa hina karena tidak pernah mencoba mengenal Allah, yang dia tahu dia selama ini belum melakukan apa-apa untuk Allah. Titik terlemah gadis sebagai seorang manusia dirasakannya hari itu, siang ba’da zuhur di sebuah ruangan gelap, dengan hanya suara trainer dan music mengalun, serta pembacaan QS : Yunus 31

Katakanlah: Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan yang mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan? Maka mereka menjawab: Allah. Maka katakanlah: Mengapa kamu tidak bertaqwa (kepada-Nya)? (QS. 10:31)

Gadis bersujud, menempelkan dalam-dalam kepalanya pada tanah ia berpijak, kalau saja bisa dia ingin untuk masuk ke tanah, menyembunyikan malu yang ia rasakan atas semua dosa yang melumurinya, dia malu pada Rabb-nya! Dia malu padaMU Rabbi…
Dia menangis sejadi-jadinya, dia menjerit, benar-benar seperti ada petir yang menyambar dirinya. Batinnya shock sekali, lelah, tak mengerti, bingung, malu, tak tahu bagaimana menghilangkan rasa hina yang luar biasa melanda.
Ya Ghoffur, ampunkan gadis itu….

2006 - akhir tahun
Sekolah menengah pertama gadis kedatangan sebuah grup nasyid dengan inisial FTH, semua orang di kelas gadis gempar. Sebuah pemandangan baru untuk smp seperti di mana gadis bersekolah. Sangat aneh, jarang, tapi disambut dengan senang. Setiap orang dikelasnya penasaran, ingin tahu. Dan dengan kekanak-kanakan khas anak smp, selesai acara itu teman-teman sekelas (jelas notabene cewek) mengrubungi pihak dari manajemen grup nasyid FTH, bertanya macam-macam selayaknya wartawan di acara gosip selebriti. Kami kenal nama pertama yaitu CHY yang merupakan manajer dari grup nasyid itu. orang yang charming, menarik, dan pandai (sepertinya) berinteraksi dengan anak-anak seperti kami.
Lucunya, setelah kami banyak bertanya, mas CHY melontarkan balik banyak pertanyaan aneh. Tentang kajian, tentang pelajaran agama, tentang kelompok belajar, tentang alumni-alumni, tentang banyak hal...
Yang ternyata kelak akan menjadi rutinitas ku (dan beberapa teman yang lain)

2006 - akhir tahun (dua pekan setelah kedatangan FTH)
Aku mengenal seseorang yang baru! aku memanggilnya 'mbak', dengan jilbab lebar, kulit hitam manis dan wajah teduh yang sabar. Beliau memperkenalkan diri sebagai teman dari mas CHY. Oh Allah, tak pernah tertebak apa rencanaMU. Ya, itu pertama kali aku mengenalnya. seorang kakak, seorang saudara. Yang hingga kini masih senantiasa sabar berada di sisiku. Berjalan berdampingan, belajar bersama, bukan mendahului dan meninggalkan.

Allah mulai menunjukkan banyak hal, Ah Allah...

. . . to be continued . . .
Continue Reading...

March 31, 2009

Gadis dalam Perjalanannya (Part.1)

seperti janjiku sebelumnya,
(dan sepertinya memang sudah ditagih beberapa kali oleh seseorang, *afwan ya dek, mengertilah, menulis itu membutuhkan timing yang tepat. :D )
ada yang ingin kubagi,
sebuah cerita perjalanan,
kenapa seorang karbon hitam yang dulu itu, menjadi intan yang sekarang.

emang yang gimana sih intan yang sekarang itu ?? (wah, kalau ini silakan dijawab masing2),
saya malu kalau disuruh mengakui secara pribadi X)

biar ngga bingung, kita buat kronoligis-nya saja,
biar keliatan kayak rada high, pake cara-cara penjelasan di diktat sejarah.

1992 -- Juni, lahir dari wanita yang luar biasa

1994 -- Januari, wanita luar biasa itu berhijrah, dan membawa semua perubahan dalam hidup dan kehidupannya, nafas dakwah mengalir dalam gerak langkah keluarga, indah.

1995 -- gadis tiga tahun itu 'diajak bermain *???* di TPA' bersama kakaknya. menyebalkan, tapi berdampak sesuatu yang tak pernah dikiranya.

1999 -- Ramadhan, kelas dua cawu II
"masuk pesantren kilat ya sayang?"
"ngga mau, nanti jauh dari ibuk. nanti kalo ngga kuat puasanya gimana? kalau ngga bisa bangun makan sahur gimana?"
"ngga papa. yang penting usaha, tahun kemaren kan udah belajar puasa?"
"tapi dijengukin tiap hari ya?"
"Iya..."
walhasil, gadis kecil nakal kelas II SD itu masuk ke sebuah pesantren umum sebagai anak paling kecil dan paling merepotkan yang pipinya selalu jadi sasaran untuk dicubitin mbak2 kuliahan T_T. dg result ramadhan taun itu : ngakunya sih puasa sebulan penuh, tapi beberapa kali secara sengaja mengunyah marbels warna-warni dan meneguk aqua.
udah gtu membuat kamar mandi pesantren butek-butek. dan selalu ketiduran kalo pelajaran fiqih malemnya lebih dari jam 9.

2000 -- Ramadhan, masuk lagi ke pesantren kilat. di timing dan pesantren yang sama [karena paksaan dan alasan2 memaksa dari wanita luar biasa itu]. dan entah kerasukan demit mana, sekali lagi dengan ketidakjeraan, gadis bundar nakal itu membuat kamar mandi pesantren butek2, lagi. dan kali ini, perbuatannya tertangkap basah. karena membuat mbak2 kuliahan itu harus piket menguras kamar mandi tiap hari. tapi untungnya, tidak diadukan ketika sertifikat ijazah peserta pesantren kilat ramadhan itu diambil. tapi, alhamdulillah, puasanya genap, 29 setengah hari! (setengah hari sisanya makan siang pake mie goreng instan kalo ngga salah, lupa karena alasan apalagi itu, wkwkk)

2002 -- Ramadhan, setelah satu tahun 'vacuum' menimba ilmu di pesantren kilat, semangat berapi-api terlihat jelas menggelora lagi di keras keinginan wanita luar biasa itu.
"buk, kan udah gedhe. ngga usah ya? temen2ku ngga ada yang ke pesantren. lagian kan ngga libur full penuh. ntar sekolahnya susah, ntar kalo ulangan gimana, ntar...ntar...ntar..."
dan beribu ntar-yang lainnya..
tapi, memang seperti itulah wanita hebat itu. dengan sekali angguk, dan lirikan mata mengancam, lenyap sudah semua harapan. anggukan itu keramat, tak terbantahkan.
lantas, menyusul tiga pekan membosankan yang penuh kepataharangan. banyak sekali ilmu-ilmu yang tidak masuk ke dalam logika batok kepala. lucunya, wanita hebat itu mengakui hal yang sama, diakhir beliau pulalah yang bertanggung jawab, mengembalikan semua doktrinisasi kurang bijak itu, menghilangkannya dari ruang memori kepala.

2003 --
"ibuk, aku pake kerudung ya???"
"coba tanya ayah deh."
"yah, temenku disekolah ada yang pake kerudung. aku juga pengen, boleh?"
"lah mbak sendiri gimana? mantep ngga? kalo ngga usah sih besok dulu aja"
"yang jelas kepengen"
"ntar kalo pake kerudung, ayah ngga mau liat dibuka-buka lagi lho...sekali pake, selamanya harus pake. itu konsekuensinya. gimana?"
perbincangan terhenti sampai disitu.
hingga akhirnya wanita luar biasa itu menengahi dengan lembut.
"sudah, sekarang dimantepin dulu aja. lagian tinggal satu tahun lagi kamu lulus SD, sayang nanti kalo bikin seragam baru. smp, ??"
gadis itu mengangguk. mulai berniat.
setelah percakapan itu, gadis itu sudah mengerti tiga hal. kain kerudung, peniti dan jarum pentul yang lumayan sering.

2004 -- Juli
"ibuk, aku nazar lho, kalo masuk smp **** , aku mau pake kerudung!"
"nazar?"
"iyaaaaaa....."
"lhoh, kok harus pake nazar? kan itu sesuatu yang wajib ..lagipula kepengennya kan udah dari dulu??"
"oooww, gag boleh ya emangnya?"
"kalo udah niat, ngapain harus nazar??"
"iya deh, iya..ciiph! oke. "
dan setelah itu, entah berapa buah baju dan kerudung yang terambil gadis kala wanita luar biasa itu membawanya belanja, untuk mempersiapkan masa depan di dunia nyata.


. . . to be continued . . .
Continue Reading...

March 02, 2009

pelajaran berharga, terkadang harus datang dalam berbagai cara...

Hidup sendiri seperti kertas putih, pada awalnya. tak bisa ditebak, gambar seperti apakah yang akan tersuguh di sana. indah sekilas, tapi membosankan jika tak berwarna. lalu warna pun mulai datang, memoles, lembut dengan sapuan kuas. mencari warna-warna yang pas.

tapi terkadang susah itu muncul ketika harus memadu-padankan warna2 itu supaya pas -yang meski terkadang kontras dan tidak jelas-.


pernah berfikir sih, mau mencoba tak hanya mencoretkan berbagai warna dalam hidup, kalau bisa sih sekalian menyemprot dan mengguyurkan cat-cat warnanya. menjadikan itu sebagai analogi tantangan hidup. lagipula, apakah hidup harus terus menjadi sesuatu yang lurus-lurus? lantas di mana sense-nya?


huft, pada akhirnya pun pertanyaan retoris itu tertelan kembali.
tak jadi terburai di luar dinding tubuh ini.
sudah dua kali. ya dua kali. Allah membiarkan aku menjadi saksi hidup atas peristiwa yang seakan sengaja DIA perlihatkan. sebuah pelajaran yang tak terkatakan, hanya sirat-sirat hikmah penuh pembelajaran, tapi itu nyata...terlihat mata, terjangkau kaki berjalan dan itu...
itu membelit hati, penuh dengan emosi...dengan sepenggal rasa yang abstrak berantakan.

well, dua pelajaran ini sama, sama-sama penuh makna. sama-sama terjadi pada orang -entah kenapa, tidak pernah sebelumnya terbesit bahwa pelajaran ini akan datang dari dia- yang notabene punya kedudukan relasi yang sama denganku. mereka teman, mereka kakak.
dan ini sama-sama menggenangkan air mata..

masa kecilku berlalu dengan baik. di pematang sawah, menjaring yuyu-yuyu kecil got dekat rumah, bermain boy-boynan, jek-jekan, terjatuh saat yeye lompat tali, petak umpet menjelang maghrib, memainkan boneka barbie, berbagi kertas-kertas lucu berwarna dalam binder..dan banyak hal lainnya. sungguh bersyukur, semua itu kuhabiskan bersama mereka. ketika tak lebih dari usia seragam merah putih itu melekat pada tubuhku...
hingga masa remaja tanggung itu datang,
banyak hal berubah. wusss !!! sekejap saja pelataran komplek perumahan itu kosong. tak ada lagi suara bising kaki-kai menjejak tanah saat berlari petak umpet, tak ada lagi gelak tawa. hanya sesekali, kala akhir pekan datang, satu dua dari kami berkumpul, menghabiskan waktu di teras mushola atau di dalam studio musik. bercengkrama. berbagi.

tapi akhirnya aku sadar, sudah berbeda. mereka sudah benar-benar remaja. kakak-kakakku itu sudah remaja. hanya aku, yang paling muda diantara merekalah yang tersisa.

dan sekali lagi takdir berbaik hati memilihku, entah kenapa itu harus aku. ah iya, sebuah pertanyaanku yang tak terjawab.
waktu itu, dua smp, dalam saat classmeeting, seorang teman perngurus OSIS bertanya banyak tentangku. menuntutku menceritakan tentang kehidupanku. dan kuceritakan padanya, semuanya. dan dia tiba-tiba menceritakan hal yang sangat di luar topik pembicaraan kami. itu terjadi di bagian ketika aku menceritakan teman-temanku. dan darinyalah semua ini berawal. dia berkata :
"Tau nggak, ***** hamil. dan dia sedang diasingkan. supaya bisa melahirkan"

shock.
entah sedih, entah kaget. ada bagian dari hati ini yang merasa hampa. too confused too describe how it was feel. ada bulir bening menggenang....

tapi.....
kenapa harus aku yang tau? kenapa harus melalui aku? dari sekian banyak orang yang berada di sekelilingku, kenapa aku?? padahal berita ini benar-benar terkuak lebih dari tiga taun setelah informasi itu datang ke telingaku...

dan kasus saat itu pun tertutup. masih terlalu kecil untuk memahami. waktu itu, yang ada hanya pertanyaan2 memojokkanku padaNYA.

empat tahun berlalu, aku bukan lagi remaja tanggung. sudah ada di usia perbatasan. usia yang 'cukup' untuk menjemput kedewasaan.

dan sekali lagi DIA ingin menjelaskan padaku. ingin memberikan hikmah pelajaran itu. yang membuat weekendku sekali lagi penuh dengan air mata.

kejadian itu terulang, kembali menerpa seseorang yang sangat dekat, yang kupanggil mbak saat kecil dulu. my childhood friend!
kali ini empat tahun setelah dulu, air mata itu berarti banyak.
aku sudah paham. sudah sangat paham. sangat mengerti tetes air mata ibu yang saat itu juga menemani.
ibu ingin aku bercermin pada dua kejadian di sekelilingku. ibu ingin aku tak hanya mengambil pelajaran, tapi lebih lagi ibu ingin aku bersyukur, bersyukur dan terus menjaga diri. menjadi gadisnya yang qurata'ayun. menjadi gadis tangguh di zaman yang seperti ini. dan saat melihat permintaan itu, entah kenapa ada perasaan kuat di hati ini, bahwa aku tak kan pernah berani menyakitinya. tidak, jika ibu yang meminta demikian. na'udzubillah...

ah gadis,...
kau harusnya bagai mawar
yang indah dan berwangikan harum yang tersebar
ah, cantik...
harusnya kau tidak terlalu baik
punyalah duri untuk bisa mencabik
segala yang menurutmu sangat mengusik
ya, seperti mawar,
yang memiliki duri di tangkai batang-batangnya
bukan untuk menjadi gadis sok kuat,
tapi untuk menjaga sesuatu yang menjadikanmu bermartabat

(berharap sangat pelajaran ini berharga untukku dan kesemuanya...)
Continue Reading...

February 25, 2009

And He is Crying Too...

menangis, meneteskan air mata, membuat hidung merah, lembap-sembap.
cengengkah itu menurut kalian wahai kaum adam?
hati yang mudah tersentuh, prihatin akan objek-objek dakwahnya, bingung karena kemaksimalan dari usahanya tak kunjung menemui jalan keluar, khawatir akan beban dalam naungan pundaknya,
itukah lemah menurut kalian, hai lelaki?

lelaki tak seharusnya menangis,
siapa yang bilang?
lelaki adalah sosok yang kuat fisik dan mentalnya.
Ya, itu statemen yang benar, tapi apakah itu berarti juga dia tak boleh berhati lembut?

pertanyaan itu akhir-akhir ini terjawab. sekitar dua tahun belakangan.
ketika makhluk bertitle lelaki mulai bisa kumengerti lebih dalam.
dan maukah kau kuberitahu teman, apakah yang membuat semua ini mencengangkan?
laki-laki yang (katanya cengeng karena..) menangis itu,
lelaki lemah itu (notabene kalian berfikir bahwa menangis itu lemah kan?) ..
lelaki itu...
mereka semua yang kutemui dua tahun terakhir ini adalah lelaki-lelaki hebat.
merekalah pemimpin-pemimpin masa depan,
di pundak merekalah gurat-gurat hidup dan matinya bangsa kelak terukir.
merekalah manusia-manusia pilihan., yang kelak jika mereka beriman, merekalah empat putaran pertama yang mencicipi surga...
dan...
merekalah lelaki yang tangis-tangisnya kulihat untuk waktu-waktu pertama.

tapi tangis mereka berbeda.
mereka menangis ketika takut pada TuhanNya.
mereka menangis ketika lega amanah-amanah mereka berkurang perlahan.
mereka menangis ketika melihat bahwa kepemimpinan mereka gagal.
mereka menangis ketika merasa tak cukup baik mengemban amanah.
mereka menangis karena tak bisa melupakan sejarah tentang perjalanan kepemimpinannya.
mereka menangis karena itu...
dari semuanya yang kalian lihat, kalau mau lebih perhatian, lihatlah semuanya teman!
mereka kebanyakan menangis karena takut akan tanggung jawabnya sebagai pemimpin!
mereka takut RidhaNya atas kepemimpinan mereka terhambat. tak turun melimpahi mereka.
mereka takut malaikat-malaikat itu tak mengembangkan sayap di forum-forum mereka, tak mengamini doa-doa mereka untuk kegiatan-da'wah mereka

Subhanallah!!!

hanya itu tiap kali yg terucap ketika melihat mereka meneteskan bulir-bulir air bening,
sungguh,
mereka memang jarang menangis, tidak seperti layaknya wanita yang sangat lembut dan mudah menangis.
tapi mereka tak kalah perasanya. dan mereka,
*yang membuatku lebih iri lagi
selalu menangis untuk hal-hal yang memang pantas ditangisi.

kalian tahu, mungkin malaikat pun berdoa, mengiringi jatuhnya bulir air mata itu ketika bergulir jatuh menuju tanah,
menenemaninya dengan doa-doa yang berskala langit.
.wonderful.

Ya! jangan takut menangis teman.
biar saja mereka mencaci, berspekulasi, bersumbar dua-tiga patah kata yang bernada kemenangan, merasa melihat seorang pemimpin yang lemah.
Yang penting kau tetap pada jalan itu.
jalan-jalan para pemimpin.
Jalan-jalan yang diridhai.

untuk para pemimpinku, "Hei, tangis itu membuatku iri. Smoga itu menjadikan hak sungai surga untuk kalian .................................................................................................."

Continue Reading...

February 01, 2009

Segemerlap Bintang

Terperangkap dalam cahaya gelap,
bersamaan dengan luapan perasaan yang tak tersingkap,
terlalu lama, terlalu lemah.
Hingga jadi hal semudah biasa.
Padahal, di bibir jurang galau ada tumpukan keping risau.
Meruncing dengan tajam,
melemahkan secara kejam.

Getar ini bukan mainan, tak bisa seenaknya diremehkan.
Menyentuh, berarti atasnya bertanggung jawab seluruh.

Meski begitu, ramalan menuai nyata.
Untuknya, dia ada dan tak tersangkal.
Menyisihkan semua gigih usaha,
menjadikannya tak ada guna.

Karena, rasa terlukis dengan keping hasta sejuta warna,
dan
tak terhubung oleh sehelai pun logika.

Tapi, biarlah, toh bukan cinta kalau itu dituntut paksa.
Maka, jika ada sepucuk kata menyerah,
bukan berarti aku kalah.
Aku sedang berusaha menang,
untuk dicintai segemerlap bintang.
Continue Reading...

Find Me !

Facebook  Twitter  Instagram

Blogroll

About

a complete pack of girl-turn-to-woman in her 20's something