|
Contoh Real Proposal Taaruf :D |
Yap finally sampai juga di
pembahasan tentang tahapan – tahapan taaruf. Sebelum membahas jauh lebih dalam,
there are things we should keep in mind.
- Keep
syar’i. Karena yang dicari ridho Allah, jadi sebisa mungkin dilakukan dengan
syar’i, sesuai hukum dan syariat Allah. Jangan sampe udah pusing pusing dan
ribet pake taaruf, kontennya masih berisikan hal-hal nyeleneh. Nyeleneh contohnya : mengfungsikan taaruf sebagai pacaran syari
- Nobody
is perfect. d’massive sering ngingetin bahwa tak ada manusia yang terlahir
sempurna. Jadi, jangan sampe punya niat mencari pasangan yang sempurna via
taaruf, karena mohon maaf lahir batin, ngga ada manusia yang kayak gitu, wkwk
- Be
honest. Diusahakan dalam proses tahapannya, kita selalu jujur. Jujur sama
Allah, jujur sama diri sendiri, jujur sama orang tua, jujur sama mediatornya,
jujur sama lawan taarufnya. Kalau ngga jujur nanti repot sendiri dibelakang
- Pasrah
dan ikhlas dalam setiap prosesnya, kalau jodoh berarti lanjut tiap tahapan,
kalau salah satu ada yang memutuskan untuk berhenti, jangan kecewa atau malah
jadi benci, (ini kasus terjadi biasanya pada seseorang yang udah klik sama
lawan taarufnya, sedangkan si lawan ngga merasa kayak gitu) .
Okay, without further ado, ini
dia tahapan tahapan taaruf
- Tukeran
proposal
- Sesi
Q&A (Tanya Jawab)
- Kopi
Darat
- Nembung
- Khitbah
- Nikah
Simpel dan ngga ribet kaaan sebenernya?
YUP.
Tapi, untuk kesempatan kali ini akan dibahas lebih jauh dulu tentang :
Bertukar Proposal
‘Proposal’ dalam taaruf itu
artinya biodata, jadi buat yang parno denger kata ini karena
horror-paska-skripsi, well take it easy guys. Ngga sesusah bikin proposal
penelitian, hibah bersaing, proposal pkm, apalagi proposal skripsi. Jauuuuh. Proposal
atau biodata singkat ini lebih mirip kayak CV sebenernya, tapi dengan kesan
yang less formal dan berbentuk seperti narasi, bukan poin poin. Lebih mirip who
am I (kalau yang mentoring biasanya bikin lembar who am I, jadi pasti lebih ada
bayangan).
Apa aja isi proposalnya?
Semacam
biodata singkat yang berisi
- Nama,
- TTL
- Email,
- Pendidikan
- Prestasi
- Pengalaman
Organisasi
- Pengalaman
Kerja
- Pengalaman
dakwah (biasanya untuk yang ads, adk, atau anak mentoring)
Note : di
proposal taaruf better kalau alamat rumah dan nomer hape para objek taaruf
disembunyikan sementara, kalau ternyata proses lanjut ke tahapan yang lebih,
baru nanti alamat sama nomer hapenya akan diinfokan. Tujuannya untuk meminimalisir kontak, plus
kan tengsin kalau ternyata ngga jadi lanjut tapi udah simpen simpen nomer hape,
bisa jadi bahan buat kepo kepo gitu via wh*tsapp.
Kenapa pula ada
poin pendidikan, prestasi, pengalaman organisasi dan kerja di proposal taaruf?
Hoo jangan salah, ini poin penting. Remember about zonk couple di post-an
sebelumnya? Menuliskan prestasi dan value kita (which is bisa diliat dari
pengalaman hidup baik di organisasi atau kerjaan) di proposal taaruf akan
memberikan informasi mengenai seberapa preciousnya kita, dan ini merupakan daya
tarik tersendiri. Dan siapa yang ngga suka dengan pasangan hidup berprestasi
yang bisa dibanggakan?
Deskripsi
Diri
Isinya tentang
deskripsi diri para objek taaruf. Fisiknya seperti apa, karakter secara umumnya
gimana, kelebihan dan kekurangan dirinya apa aja, dan cacat/ bekas luka /
penyakit bawaan yang ada.
Mengisi bagian
ini agak menantang sebenernya buat saya, haha. Karena istilahnya, inilah bagian
yang pasti bakal dilihat dan dicermati oleh si lawan taaruf. Perasaan ngga pede
menyeruak tiba-tiba, takut dan khawatir kalau ngga berhasil taaruf karena
kesalahan penulisan di bagian ini. Pengen banget deh bisa nyembunyiin bagian –
bagian diri yang ngga sempurna, ya bagian fisiknya, ya karakternya, ya
kekurangan dan cacatnya, tapi hiks sayangnya ngga bisa T_T.
Mau bohong? Lah
sayanya takut, menikah kan harapannya for a life time, haruskah dimulai dari
kebohongan? Lagipula, kalau hanya menuliskan yang baik dan ternyata setelah
menikah nyatanya kita tidak seluarbiasa ekspektasi dari yang dituliskan
bagaimana? So, saya memutuskan untuk menuliskan se-apa-adanya-saya-tapi-tetap-dalam-bahasa-yang-masih-enak-dipandang-mata.
Contohnya : di bagian ‘kekurangan diri ‘ instead of menuliskan cerewet, saya
tulisnya rame, ngga rapih = disorganized, labil hati = moody.
Kalau tentang
kelebihan diri, silakan menuliskan kelebihan diri dengan objektif. Jangan sampe
terlalu lebay dan menimbulkan keheranan karena kenyataan didepannya tidak
demikian. Misal ditulisnya : saya orangnya sabar, terus kalau kenyataannya di
pernikahan besok, kitanya hilang sabar (karena banyak faktor) kan jadi maluuu,
bakal sering disindir, hihi. Cukup dituliskan poin yang emang menonjol banget
dari diri kita dan sudah sering dipuji banyak orang karena hal itu. Tapi juga
jangan sampe ngga menuliskan apa-apa. Saking rendah hatinya, terus ngga
menuliskan kelebihan apapun, jangan yaa, nanti dikira kita emang ngga punya
kelebihan.
Tentang
deskripsi fisik, nah ini. Ini nih, sodara-sodara. Paling menantang! Harus
banget nyebutin tinggi dan berat badan tanpa ada pembulatan untuk dilebihin
tingginya atau dikurangin beratnya yaa. Ahahaha. Udah, apa adanya aja, jujur
gengs jujur. Pasang muka badak, hehe. Jangan khawatir dibatin kerempeng, atau
gembrot, atau pendek, atau jangkung, atau buntal. Lawan yang mau taaruf
insyaallah dikasi wejangan untuk tidak menceritakan aib kita pada orang lain.
Jadi ditulis seapa-adanya. Kalau jerawat banyak dan bekas jerawatnya berjibun,
juga teteup ditulis yaa #mukabadakpokoknya. Warna kulitnya jangan lupa, dan berkacamata/ngga.
Eh, bagian yang
terpenting adalah tentang cacat fisik/ penyakit bawaan/ bekas luka yang permanen yaa. Silakan ditulis sesuai kenyataan yang ada, jangan sampai ditutup-tutupi
dan membuat seakan akan kita baik baik saja. Kalau sampai kedepannya ketahuan
dan pasangan kita merasa terbohongi, itu bisa bahaya. Semisal kalian beneran
ngga punya ya Alhamdulillah, you’re so lucky.
Latar
Belakang Keluarga
Disini tempatnya
cerita tentang keluarga kita. Siapa Ayah, Ibu kita, apa pekerjaan dan aktivitas
beliau. Berapa dan siapa saja saudara kandung kita. Sebisa mungkin ditambah
juga dengan sekilas karakter dan sifat – sifat mereka semua dan bagaimana
hubungan mereka dengan kita, dekat atau tidak. Tujuannya sebagai gambaran untuk
lawan taaruf tentang keluarga kita.
Perjalanan
Hidup
Ceritain sekilas
tentang perjalanan hidup dari lahir, sekolah, kuliah, sampai saat ini. Apa yang
paling berkesan buat kita, kasih tahu alasannya apa. Supaya lawan taaruf tahu
seberapa indahnya masa kecil dan proses mendewasa kita.
Orientasi
/ Rencana Kedepan
Ini termasuk
poin penting dalam taaruf. Disini ditulis tentang rencana kedepan kita sebagai
individu. See,
sebagai manusia bebas yang akan menikah, kita berhak
mengkomunikasikan apa yang jadi mimpi kita sejak kecil. Yang dokter kalau mau
buka praktek ditulis, yang pengen lanjut S2 juga ditulis disini, yang pengen
kerja dan really serious about it juga ditulis, yang pengen berwirausaha, atau pengen
totalitas jadi ibu kece dirumah yang nantinya bakal mempersiapkan seutuh jiwa
raga mengasuh generasi masa depan bangsa juga bisa ditulis.
Pun bisa juga
ditulis, kota ideal untuk tempat tinggal, rencana ingin memiliki berapa anak,
dll. Perempuan berhak mengkomunikasikan apa yang jadi mimpi, aspirasi dan
keinginannya. Dari tulisan inilah nanti, pihak pria atau lawan taaruf akan
beradaptasi, akan menimbang dan menilai, akan bertanya pada hati nurani mereka,
sanggup tidakkah, bersedia tidakkah, ridho tidakkah mereka menerima kita
menggapai itu semua. But silakan
untuk tetep diingat, bahwa mengkomunikasikan keinginan bukan berarti harga
mati. Nantinya setelah menikah yang ada bukan lagi keinginan pribadi, tapi
sudah jadi mimpi bersama. Pencapaian dan bahagia bukan hanya milik kita, tapi
semua sudah diraih berdua. Yang penting penerimaannya dulu.
Setelah penerimaan
itu datang, sisanya bisa dilalui setelah menikah dengan ikhtiar dan berdoa. Oya, sedikit
tips, kalau poin tentang keinginan, plis nulisnya yang rasional – rasional aja
ya. Jangan sampai ini jadi boomerang buat kita karena menuliskannya : AKU
BERMIMPI JADI DIREKTUR PERUSAHAAN. Hehe, cowok keder juga kali digituin,
silakan ditulis dengan bahasa yang rada halus : Saya tetap ingin
bekerja/berkarya setelah menikah. Masalah kerjanya terus jadi direktur
perusahaan itu bisa dibahas dibelakang, hehe.
Kriteria
Pasangan
Eng ing eng,
sampai jugaa dipembahasan tentang kriteria. Uyeah. Ada yang excited? Menurut saya, menuliskan
kriteria pasangan beda halnya dengan tulisan di poin deskripsi diri. Aura sama
bebannya berasa beda. Kalau di deskripsi diri adanya beban, pusing mikir
kalimatnya, banyak paranoidnya. Begitu di kriteria pasangan, coba deh tanpa
piker panjang, pasti bakal lancaaar banget nulisnya. Kriteria
Pasangan yang aku mau adalah :
- Soleh
- Pengetahuan agamanya luas
- Pinter, cerdas
- Lulusan univ ternama Indonesia
- Lanjutin S2 di luar negeri
- Mapan
- Kerjanya di tempat bonafid
- Baik hati
- Ganteng
- Tinggi
- Badan atletis
- Rajin nabung buat beli rumah, beli mobil
- Kulitnya putih
- Senyumnya manis
- Giginya putih, rapi
- Humoris
- Penyayang
- Pengertian
- Penyabar
- Tanggungjawab
- Berjiwa pemimpin
- Ngga cemburuan
- Bukan anak mama
- Ngga manja
- Siaga 24 jam
- Ngga merokok
- Setia
- Bisa
masak
- Dst
- Dst
See? Setuju sama kriteria diatas? Banyak kan yang bisa
ditulis kalau soal menuntut? Kita lebih gampang menuliskan poin untuk kriteria
pasangan daripada poin penilaian tentang kekurangan diri.
Yas, itu problemnya. Disitu letak problemnya~~. Banyak
taaruf gagal karena masalah kriteria calon pasangan. Habisnya kadang sebagai
manusia kita nuntut pasangannya ngga kira-kira. Padahal begitu mau nulis
kelebihan diri bingung, lebihnya dimana, nulis kekurangan diri bingung, kenapa
kurangnya banyak banget, hihi *pengalaman.
Nah terus gimana dong nulis kriteria yang oke? As you all know, dikembalikan lagi sesuai syariat.
Dari Rasulullah kriteria calon pasangan itu ada empat :
- Dari agamanya
- Dari parasnya
- Dari hartanya
- Dari keturunannya
Tapi hadis itu ngga cukup sampai disitu,
ada lanjutannya :
Dari keempat hal tersebut, maka utamakan
memilih agamanya. Jadi, ngga salah kalau milih yang ganteng cantik, yang
kaya dan anaknya orang terpandang, asaaaaaal lepas dari itu agamanya bagus.
Ingaat jika ada seorang laki – laki datang kepadamu yang telah kalian ridhoi
agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah dan jika tidak maka akan terjadi fitnah
dan kerusakan besar (HR Tirmidzi).
Yap, intinya silakan menuliskan kriteria
yang syar’I tanpa menafikkan kebutuhan pribadi kita tentang pasangan. Kalau
saya ketika proses hanya menuliskan lima syarat (yang menurut saya amat sangat
dikit dan super syari, tapi begitu tahu syarat dari lawan taaruf. Cuma dua
biji, langsung tertohok, telak. Makin sedikit syarat imho, semakin menunjukkan kepasrahan
si objek taaruf terhadap ketentuan Allah. Lebih banyak bonusnya insyaallah.
Kondisinya sama dengan ketika kita seorang bos terhadap bawahan. Kepada bawahan
yang banyak menuntut syarat dan meminta, maka kita akan memberi sebatas
apa yang kita ikhlas, hamper mustahil memenuhi seluruh keinginannya. Beda
halnya ketika bertemu bawahan yang sangaat manut, permintaannya tidak
banyak, rasa hati kan pengen memberi banyak bonus. Wkwk.
Paras akan menua, harta bisa saja habis,
nasab dapat jadi fitnah, Cuma agama yang akan melindungimu. Pasangan yang
agamanya baik, akan berusaha sebisa mungkin menjadi sosok pasangan sholih/ah,
melakukan yang terbaik untuk mendapatkan ridho Allah dan tidak akan
menyiakan-nyiakan kita insyaallah.
Wallahu'alam bishawab...( to be
continued... )
Stay tune for the next feed! Rencananya
akan membahas ttg sesi tanya jawab dalam taaruf, doakan bisa update cepat dan
rajin biar bisa selesai membahas taarufnya, wkwk.