October 18, 2009

Mimpi 17 Tahun

tersisa...
lima bulan dari waktu yang ditentukan
tertinggal...
lima bulan realisasi sejak keinginan dihimpun padupadankan
tersedia (masih)...
lima bulan penempatan awal sebuah rantai mimpi masa depan

hidup waktu-waktu ini serasa melayang. semua yang kedewasaan punya untuk meng-iming-imingku menyusun rencana sudah dikeluarkan.
dari bangku-bangku kuliah pilihan, negara-negara asing yang menggiurkan, jodoh dunia akhirat yang selalu membayang, sampai ke pekerjaan dan prestasi impian....
mereka selalu minta untuk berkelebat di tiap lamunan, di kilas tiap mimpi, di sejenak pemikiran.

tidak, tidak ada salahnya memang, menjadikan mimpi itu nafas penyambung, dan pompa serep kehidupan dengan aliran semangat, bukan eritrosit darah. melumasi sendi tubuh dengan janji masa depan, tawa riang, dan keinginan hidup berkah. menguatkan otot dengan cokol tekad membangun generasi esok yang lebih bermartabat, lebih bermanfaat.

tapi, baru memikirkannya saja rasanya sudah membuatku meledak. tujuhbelastahunempatbulan usiaku, dan rasanya masiiih jauuuuuuuuuuhhhhh sekali hari-hari itu. hari-hari yang -sekarang saja- sudah menyesaki sel-sel serebrum otakku, menyempitkan saluran pernafasan saking inginnya (bayangkan! kau sedang excited atas sesuatu sampai ketika berfikir tentangnya saja membuat bernafas susah), dan mengakomodasi raga untuk, kalau memang bisa, berlari ke waktu itu...

tapi itu masiih lamaaaaaaaaaaaa, masih butuh pengorbanan, masih butuh banyak peluh, masih meminta berribu hormon kesabaran, masih mengambil usaha tiap mili dan tiap waktu sebagai tumbal, masih menuntut milyaran lantunan doa.

lalu apa masalahnya???
masalahnya, aku mulai tidak sabar. mulai tidak fokus. mulai gelisah. mulai ngelantur. mulai membayangkan dan berandai-andai.
dan aku,
mulai takut.

takut kegelisahan sepeleku ini akan mengacaukan semuanya. takut aku tidak bisa menjaga dan beristiqomah atas satu-satunya hal yang membuatku berani merencanakan banyak hal gila ini, yaitu mimpi-mimpi sebagai aliran kedua pembawa gizi dan nutrisi atas hal-hal nonfisik.

takut niat yang kuat di awal itu luntur di akhir,
na'udzubillah....

sudah kawan..
sudah mulai kucoba untuk mengatasinya. dengan hanya berfikir fokus tentang apa yang ada di depan pelupuk mata. dan menyimpan mimpi-mimpi masa depan itu, well sekedar mengambil sari pati energinya saja, tidak sampai ke ampas bentuknya, karena sekarang belum saatnya!
tapi, usaha itu sepertinya lambat menangani kasus ini. meski aku pastikan padamu, aku takkan menyerah. kau bisa buktikan itu.

yang jelas di episode kali ini, Allah membuatku jauuuuh lebih tahu, bahwa manusia itu terbatas.
dan yang membuat keterbatasan itu tereduksi dan lama-kelamaan terlihat seperti hilang tak berbekas itu hanya satu, ketaatan pada perintah serta sunatullahNya.

waktu itu, di mana mimpi-mimpi mu menjadi kenyataan
akan datang dan kemudian berlalu
karena memang harus seperti itu
dan tugasmu hanya menyediakan tempat baginya dengan seluruh usahamu yang maksimal
serta menunggu.

pasti, pasti. dia pasti akan datang.
tujuhbelastahunempatbulan usiaku. dan aku, sekali lagi, belajar menikmati hari hari ini.
tujuhbeastahunempatbulan usiaku, karena tak akan ada yang sama lagi setelah hari ini terlewati.
Continue Reading...

Find Me !

Facebook  Twitter  Instagram

Blogroll

About

a complete pack of girl-turn-to-woman in her 20's something