Terperangkap dalam cahaya gelap,
bersamaan dengan luapan perasaan yang tak tersingkap,
terlalu lama, terlalu lemah.
Hingga jadi hal semudah biasa.
Padahal, di bibir jurang galau ada tumpukan keping risau.
Meruncing dengan tajam,
melemahkan secara kejam.
Getar ini bukan mainan, tak bisa seenaknya diremehkan.
Menyentuh, berarti atasnya bertanggung jawab seluruh.
Meski begitu, ramalan menuai nyata.
Untuknya, dia ada dan tak tersangkal.
Menyisihkan semua gigih usaha,
menjadikannya tak ada guna.
Karena, rasa terlukis dengan keping hasta sejuta warna,
dan
tak terhubung oleh sehelai pun logika.
Tapi, biarlah, toh bukan cinta kalau itu dituntut paksa.
Maka, jika ada sepucuk kata menyerah,
bukan berarti aku kalah.
Aku sedang berusaha menang,
untuk dicintai segemerlap bintang.
bersamaan dengan luapan perasaan yang tak tersingkap,
terlalu lama, terlalu lemah.
Hingga jadi hal semudah biasa.
Padahal, di bibir jurang galau ada tumpukan keping risau.
Meruncing dengan tajam,
melemahkan secara kejam.
Getar ini bukan mainan, tak bisa seenaknya diremehkan.
Menyentuh, berarti atasnya bertanggung jawab seluruh.
Meski begitu, ramalan menuai nyata.
Untuknya, dia ada dan tak tersangkal.
Menyisihkan semua gigih usaha,
menjadikannya tak ada guna.
Karena, rasa terlukis dengan keping hasta sejuta warna,
dan
tak terhubung oleh sehelai pun logika.
Tapi, biarlah, toh bukan cinta kalau itu dituntut paksa.
Maka, jika ada sepucuk kata menyerah,
bukan berarti aku kalah.
Aku sedang berusaha menang,
untuk dicintai segemerlap bintang.
No comments:
Post a Comment
Silakan beri komentar =D