September 21, 2013

Make effort. Make mistake. Disaster

Share it Please



Di depan Serambi Masjid Tempat Resepsi

Usia 21 means rentetan undangan hari bahagia menyapa, 
dengan namamu tertulis manis di balik amplop plastiknya.

Wedding. Njagong.

Dandan cantik.

Memantaskan diri depan publik.

Ouch.

Dan demi menjaga silaturahmi plus menghormati yang punya hajat, bolehlah saya make a little effort untuk terlihat berbeda di hari bahagianya. Dengan apa? Apalagi kalau bukan dengan dandan manis for a whole day. Itu harapannya.

Jadi beberapa waktu yang lalu saya ngebet banget ingin membeli satu set alat make up untuk logistik kalau-kalau dapat undangan walimah. Kenapa beli? Alasannya sangat simpel : karena dirumah saya tidak ada make up lengkap. Ibu hanya mengoleksi bedak tabur 1, two way cake 1, lip balm 1, lipstik 1, pensil celak cokelat 1, dan sisir alis. Done. No more. And plain. Tidak ada yang namanya foundation atau blush on dan eye shadow. Eye liner dan mascara apalagi.

Kebetulan sabtu awal september saya dapat undangan ke bogor untuk menghadiri walimahan teman KKN saya, nah kesempatan yang tepat bukan? Dari hari selasa saya sudah planning untuk hunting make up, sudah melihat-lihat brosur plus katalog, tapi hingga hari kamis hasilnya nihil dan saya galau (galau karena saya ternyata tidak rela keluar uang untuk beli make up yang mahal), finally, berujung pada keputusan untuk tidak membeli apapun. Huft. 

And....Berangkatlah saya ke bogor dengan hanya bermodal satu two way cake dan lip gloss.

Crop-cropan wajah plain ngga pake make up :D


The Day. Hari H.
Saya menertawai diri : kok ya plain banget ya muka satu ini. Haha

Untungnya ada teman berbaik hati (Shinta) yang merelakan seluruh peralatan kosmetiknya dipakai bersama. Dan mulailah project berdandan ria. Saya sih di dandanin tapinya :p

@kamar mandi masjid tempat walimahan,
result habis didandani Shinta (jilbab hijau)
But karena kita berdandan di tengah tengah acara, jadi dandannya kilat dan potong jalan pintas disana sini.

Skip part membersihkan mukanya, dilanjut pake foundation revlon, karena ngga ada bedak tabur, langsung tumpuk deh pake two way cake, kasi eyeshadow, eye liner (yang akhirnya dihapus karena hasilnya menceng dan ngga simetris satu sama lain) ditambah blush on, dan akhirnya lip gloss + lipstick dan lip shiningnya maybeline.


The result? Wajah sedikit ada warnanya, not the boring plain face from before, tapi ngga berarti saya menjelma bak bidadari. Biasa aja.

muka aneh habis dikasi make up :(

Oke, make up ini bertahan ampe 3 jam, dan menjelang zuhur nikahan selesai, saya segera cabut dari bogor untuk menuju kembali ke jogja. Otomatis langsung ngacir ke kamar mandi dan membersihkan make up yang ada. Berhubung ditunggu orang banyak, saya bersih bersih dengan amat efisien dan segera. Lap sana lap sini, guyur air, pyuk pyuk. Sudah selesai.

Dan perjalanan kami memakan waktu sehari semalam. Berangkat sabtu siang, sampai ke Jogja pagi jam 9, tapi karena badan meriang, sampai di rumah malah lupa segala hal yang harusnya dilakukan, seperti membersihkan ulang make up yang tersisa.

Karena for your information my dearly friend, biasanya saya selalu membersihkan make up dengan susu pembersih dan sabun cuci muka secara simultan selama minimal setengah jam (dengan asumsi make up berat seperti yang saya gunakan di buku tamu acara pengantin). Sedangkan kemarin, make up dibersihkan tidak lebih dari 10 menit. T_T 

Dan set, hari Rabunya, seluruh kulit di wajah saya berlomba mengeluarkan jerawat yang banyaknya tidak terhitung lagi. Di kedua pipi, di jidat, di dagu, di area hidung. Teksturnya tidak seperti jerawat saya yang biasaya, lebih seperti bintil bintil, peruntul. Yang jelas mengerikan L

(muka saya yang terkena after effect make up tidak perlu ditunjukkan)

saya sempat ingin pake cadar seperti ini 

Ini semua salah foundation yang menutupi pori dan susah sekali untuk dihilangkan. Muka saya jadi rusak T_T. Sampai sampai ustazah di rumah pun sebelum sholat ashar dengan bengongnya mengatakan saya jelek L

Aaaack. Nasib.





Tidak tahan lagi, maka wajah ini segera dilarikan ke tangan ahlinya. Bu dokter kulit langganan saya yang cantik sekali (seriusan, cantik.sekali. usianya diatas 60 dan kulit wajahnya masih kencang dan bersih) hanya tertawa melihat tingkah saya saat menjelaskan dan dengan santainya berkata :

Sudah saya bilang berapa kali mbak, jangan sering-sering lihat kaca. Kalau tidak sering ngaca kan mbaknya tidak repot dan heboh. Tidak perlu merasa butuh make up tebal. 

Auch. Jleb. Bu dokter ini logikanya bagus sekali.

Jadi, kesimpulan fixnya : tidak usah pakai make up atau apapun itu, karena trust me, rempong lalalala, harus sering-sering konsul ke dokter kulit, rusak dikit make upnya jadi senewen, ribet dan susah kalau mau sholat :(

kata para ukhti sholihah : pakai air wudlu aja, intaan~~~


ditemani krim malam jerawat dan putus hubungan dengan kaca


1 comment:

Silakan beri komentar =D

Find Me !

Facebook  Twitter  Instagram

Blogroll

About

a complete pack of girl-turn-to-woman in her 20's something