![]() |
Iri sama gadis-gadis ini, they are so beautiful :* |
Kenapa wanita selalu
menjadi sorotan publik mengenai fisiknya? Ini selalu menjadi pertanyaan besar
bagi saya. Sunatulloh sih, tapi tetap saja, itu tidak nyaman. Khususnya bagi
perempuan yang memang dikaruniai ‘nilai
lebih’ di estetika penampilan fisiknya, as you know seperti saya.
Berayahkan lelaki dengan
wajah ala tambang minyak yang penuh gundukan jerawat, bukan hal super kalo wajah saya punya deskripsi yang sama. Itu genetik. Syukur alhamdulillah, ibu saya dikaruniai wajah super jelita bagai
bidadari langit, tapi sayangnya itu hanya berlaku saat beliau dipandang dari
jarak minimal radius 50 meter, hehe. Karena jika Anda menyorot beliau lebih
dekat, akan Anda temui satu wajah penuh dengan freckles, titik titik coklat susu imut yang memenuhi wajah putih
beliau, well, kalo menurut saya sih not a big problem, since those freckles
always made her semakin mirip bule, dan semakin cantik.
Maha Besar Alloh dengan
segala ciptaanNya, seakan wajah saya belum seperti pinang dibelah dua dengan
wajah Ibu (minus hidung jambu airnya Ayah) Alloh memberi saya cap alami agar saya sungguh terlihat sebagai anak kandung beliau berdua. Fix. Saya
berjerawat dan ber-freckles. Anak
ayah, dan anak Ibu. Saat jerawat bisa diajak kompromi maka saya seperti bule
yang ndeso dengan kulit merah karena
bekas samar jerawat. Dan bila jerawat tidak mau sembunyi, maka official, saya
look like a monster L Haha.
Saya dulu sih masa bodo
dan egepe dengan apa yang jadi omongan
orang. Tapi lama kelamaan semakin bertambahnya usia dan melihat teman-teman disekeliling
saya mendewasa dengan cantik, saya jadi berintrospeksi diri, and
honestly menjadi ngga pede. Sebenarnya disayangkan, karena bukankah wanita
terpilih itu bukan dilihat dari fisiknya? Nah betul sekali. Tapi perlu
diketahui bahwa usia 21 tahun itu adalah usia krisis, dimana mau tidak mau, suka
tidak suka, kelebat kelebat pikiran ‘ngga
penting yang maen fisik’ muncul dan susah untuk dienyahkan.
Padahal kalau ditilik
lebih lanjut saya sendiri bakal kewalahan bila harus menjadi pejuang cantik. Rela berlama-lama di depan kaca dan mematut diri dengan make up ini dan
pernik itu. Mengorbankan banyak hal agar penampilan tetap menawan. Tapi kalau
saya tidak memberi effort buat muka ini, kok ya kayak gadis ignorant, yang pemalas,
yang tidak bersyukur dengan karunia yang sudah dilimpahkan oleh Rabbnya, dikaruniai basic
lumayan tapi dianggurin dan panen jerawat pula.
I just want to be normal,
without acnes or freckles.
Tapi ya it seems like you asked for life without any problems. Quiet
impossible.
masih harus terus belajar bersyukur
No comments:
Post a Comment
Silakan beri komentar =D